Tampilkan postingan dengan label tulisan ini via hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisan ini via hati. Tampilkan semua postingan

7 Januari 2015

Hei, Masa Lalu, Pergilah

And. I. Hate. The. Fact. That. I. Can. Not. Do. Anything. About. It.

Ada saat dimana gue merasa terlalu kekanak-kanakan dan mencoba untuk bersikap dewasa. Mencoba untuk tidak past-oriented. Mencoba berdamai dengan masa lalu yang selau gue musuhi. Masa lalu yang memiliki masa kini yang kini milikku pada masa lalu. Dan bukan hal yang mudah. Tidak pernah mudah untuk membenci sesuatu tanpa alasan yang bisa dimengerti sang pemilik masa lalu, tapi benci-sebenci-bencinya, dan lalu sadar kalau itu salah dan lalu terpaksa dan harus memaafkan.

Ada saat dimana masa lalu itu bisa membuat gue menangis karena terlalu menyiksa untuk sadar bahwa itu pernah dan memang terjadi. Pada masa lalu. Bahkan seperih itu. Bisa saja menangis seharian karena terlalu membenci orang di masa lalu itu. Gue benci akan keberadaannya, sekalipun dalam masa lalu.

Ada saat dimana gue merasa bodoh karena membenci masa lalu yang bukan milik gue, yang gue tidak ada di dalamnya, dan yang bahkan tidak pernah tau gue ada pada masa kini. Membenci hal yang tidak bisa diubah. Berharap lupa bisa menghapus masa lalu itu, tapi lupa tidak mau bekerja sama.

Ada saat dimana akhirnya gue melepaskan, membiarkan. Belajar untuk menerima dan mengikhlaskan. Mengikis benci. Mencoba meletakkannya di tempat yang memang seharusnya, di masa lalu. Meletakkan di tempatnya lalu melanjutkan hidup dengan berdamai dengannya.

Ada saat dimana masa lalu itu tidak mau diletakkan di masa lalu dan malah kembali dan mengganggu masa kini. Mencoba untuk memainkan peran lagi di masa kini. Hama. Menempel. Dan kini bahkan telah berani mengganggu damaiku dengan masa kini.

Ada saat dimana aku marah, tidak bisakah dia kembali pada tempatnya. Kini bahkan masa lalu itu bukan hanya menjadi benciku, tapi malah mencoba masuk ke dalam masa kini yang milikku. Aku yang memiliki masa kini, dan aku tidak pernah suka ada yang mengganggu kedamaianku.

Ada saat dimana aku berharap apa yang menjadi milikku di masa kini tidak pernah memiliki masa lalu.

1 Desember 2014

Abu-abu ?

Kita diciptakan olehNya sebagai manusia dan diberi akal, setiap individu diberi satu otak agar kita bias berpikir sendiri, menalar sendiri, mencoba mengerti sendiri, mengatati sendiri, menyimpulkan sendiri, dan memutuskan sendiri apa yang akan kita lakukan. Dia menginginkan kita untuk memiliki keyakinan.
 
Aku masih dalam masa bukan anak kecil dan belum benar-benar dewasa. Aku masih 17 tahun. Masih baru membuka mata di dunia yang dikatakan 'sebenarnya'. Dimana ada orang jahat yang baik dan ada orang baik yang jahat. Dimana benar dan salah menjadi relatif. Dimana ada abu-abu diantara hitam dan putih. Ya, mereka bilang agar bias tetap bertahan kita harus bias menjadi abu-abu, agar bias tetap berdiri baik di sisi hitam maupun di sisi putih. Tapi itu kata mereka.
 
Terlalu abu-abu. Kita takut untuk menjadi berbeda, kita takut untuk terlihat oleh yang lain. Doktrin yang menyelubungi seluruh manusia di seluruh lapisan masyarakat untuk menjadi tetap homogen di dalam lingkungan yang menjadi lebih heterogen. Mereka menghakimi kita saat kita menjadi terlalu berbeda. Mereka hanya membutuhkan orang-orang yang mau mengikuti apa yang mereka katakanan. Ada pengekangan yang tidak terlihat pada masa yang katanya era-modernisasi ini.
 
Mari ambil contoh dari hal yang ada di lingkunganku setiap hari, sekolah. Lembaga yang katanya, ditujukan sebagai lembaga pendidikan. Bukan hanya lembaga pengajaran formal, tapi lembaga pendidikan. Selain meliputi pendidikan formal, (harusnya) juga meliputi pendidikan rohani dan lainnya. Tapi itu katany. Jujur aku sebagai murid disini tidak merasa hal itu yang benar-benar mereka inginkan.
 
Persetan dengan berbagai omong kosong kata para petinggi dinas pendidikan, suku dinas, kepala sekolah. Entah siapa yang menjadi boneka dan siapa dalangnya, tapi terima kasih, aku tidak mau ada didalam drama dan permainan kalian. Katakanlah kebohongan kebohongan itu lagi, tentang apa yang kalian akui kalian 'ajarkan' kepada kami, dan bungkamlah lagi seperti biasa mulut kami agar kami tidak bias meneriakkan bahwa itu semua omong kosong.
 
Aku lelah dengan dramanya. Berhenti mencoba untuk membuatku turut serta bersama ratusan pelajar lain untuk menjadi boneka. Berhenti mencoba mengatur seluruh gerak kami. Kami muda, dan kami membutuhkan lebih banyak ruang gerak daripada kalian yang sudah waktunya untuk berhenti memainkan drama ini. Kalian bukanlah Tuhan, berhenti untuk meminta kami menuruti semua keinginan kalian. Kalian tak selalu benar, berhentilah menutup kuping dari teriakan-teriakan kami karena jika tidak, kalian akan segera masuk ke tempat sampah. Dan berhenti meminta kami untuk menghargai kalian, penghargaan bukan sesuatu yang dapat dengan mudah didapatkan, bahkan meskipun kalian adalah 'guru'.
 
Berhenti mengatakan ke masyarakat bahwa kalian menginginkan siswa, pemuda yang aktif dan kreatif. Persetan. Makan lagi saja omongan kalian. Kalian tidak pernah memberikan ruang bagi kami untuk berkarya. Bahkan untuk berkegiatan aktif di ekstrakulikuler saja kini sudah kalian larang. Lalu dimana kami bisa berkarya dan berprestasi? Dimana kami bisa mengembangkan dan menunjukkan apa yang kami miliki? Kami tidak pernah meminta kalian untuk membantu kami melangkah, kalian tidak perlu jika tidak mau, yang kami butuhkan hanyalah ruang bergerak dan berkarya.
 
Berhenti menjdikan kami robot karena kami bukan robot, dan kami bukan juga pesuruh kalian. Berhenti menghilangkan suara kami karena kami juga berhak berbicara. Lalu apa kalau kami ingin menyampaikan kritik? Kalian pernah bilang kalian menginginkan generasi muda yang kritis bukan, atau itu hanya satu lagi kebohongan publik? Dan lalu jika kami tetap ingin bersuara kalian menghukum kami dengan pembelaan kalian bahwa kami melawan guru? Kalian hanya mencari cara agar kalian tak tersentuh, karena kalian terlalu arogan, kuping kalian tuli seperti para petinggi negara yang lain. Iyakah?
 
Bapak dan ibu yang terhormat, jadi apa yang kalian inginkan? Apakah kalian ingin menjadi seorng pendidik atau pengajar? Jika sebatas pengajar, maka berhenti untuk ikut campur dalam kehidupan pribadi kami, berhenti untuk mengurusi tingkah laku kami karena tugas kalian hanyalah menyampaikan apa yang memang harus disampaikan berdasarkan pada matrix kurikulum, dan oleh karena itu kalian tidak berhak untuk mengurangi nilai kami jika kami berlaku buruk. Tapi jika ingin menjadi seorang pendidik, mari bantu kami, mari rangkul dan bimbing kami, jangan lepaskan kami begitu saja jika kami salah dan mengatakan bahwa itu semua adalah tanggung jawab kami lalu seenaknya melakukan drop-out dari sekolah.
 
Bapak, ibu, terima kasih telah menunjukkan kepada kami bagaimana dunia sebenarnya. Bahwa ada orang-orang tidak baik yang bersembunyi di balik status mereka. Ada orang-orang yang memanfaatkan kedudukannya untuk membungkan orang-orang lain yang lebih lemah. Bahwa untuk terlihat baik di mata publik, yang perlu dikatakan hanyalah kebohongan-kebohongan manis. Sekali lagi terima kasih.
 
 
 
Tanda tangan,
 
Siswa SMA tahun 2015
 

30 November 2014

Dari Halimun Hingga Hari Ini

30 Desember 2012, Halimun, lahirlah sebuah angkatan setelah 4 hari pendidikan dasar gunung hutan Sisgahana. Chandra Purnama. Bukan nama gank. Bukan nama orang.
 
Sudahlah pew, paragraph sesingkat itu bahkan membuat gue menangis. And that's why gue ga pernah nulis tentang kalian. Sumpah gue sayang ke kalian lebih daripada gue sayang Tias, dan gue sayang banget sama Tias. Kalian tau gue sayang kalian.
 
Ga lebih dari enam bulan lagi kita ketemu sesering ini. Ga bakalan hamper setiap hari ngedebatin atau ngetawain hal ga penting. Kita selalu keliatan ga penting, ga hebat, ga cantik, ga istimewa, tapi itu kata merka yang ga kenal kita. Kalian adalah wanita-wanita terhebat yang ada di hidup gue setelah nyokap gue.
 
Din, UI harga mati ya. Nanti kalo udah keterima di fakultas psikologi UI, ajak-ajak gue main lah ke kampus fakultasnya. Gue belom pernah masuk gedung-gedung yang ada di UI sana din. Gue penasaran gimana dalemnya, tempat orang-orang hebat kuliah, dan calon tempat kuliah lo Din. Din, apa kata Abo nanti ya kalo lo kuliah disana, Bang Jaki sama Bang Dika iri kali ya sama lo. Din, kalo nanti kuliah disana kalo pacaran sama anak UI juga jangan pacaran di danaunya ya, banyak nates. Anjaw yang pacarnya anak UI.
 
Sar, calon mahasiswa antropologi Unbraw 2015. Kurang keren darimana kedengerannya. Tapi gue selalu berpikir antropologi itu jurusannya orang keren. Kalo nanti udah kuliah di Malang, kuliah yang bener lah kurang-kurangin naik gunung. Jangan mentang-mentang deket Semeru, Arjuno, Welirang, kerjaannya daki mulu. Ajak-ajak CP lah, lo belom pernah kan menghangatkan gue semaleman di Semeru. Cepet lulus kuliah terus cepet ketemu nanti sama murid-murid lo yang kalo sekolah ga pake seragam tapi semangatnya lebih lebih dari anak sekolah paling bagus di Jakarta.
 
Del, teknologi pangan kan? UI atau Binus nih? Sama-sama bagus sih, tapi mendingan masuk UI Del, kan lo tau CP udah dari dulu niat numbalin lo buat masuk Mapala UI. Kita kan sering seret alat dan butuh banyak pinjeman del, kasian junior-junior Sisga nanti. CP tau dan percaya Del kalo lo akan keterima di UI lewat jalur undangan, jadi tolong percaya juga. Jangan lupa, gue udah booking lo buat jadi konsultan gizi gue. Jangan lupa cari caranya biar gue bisa makan banyak tapi ga gendut Del
 
Dan mereka adalah orang-orang terdekat gue yang berjalan bersama gue melewati masa-masa paling rawan kalo kata psikolog-psikolog, masa SMA. Gue yang ga punya temen kecuali tiga manusia extraordinary ini. Wanita-wanita yang hebat, kuat dan berpikiran maju. Terdengar klise, tapi boleh di test, coba kasih ujian paling susah buat CP. Kita udah pernah ikut-ikutan menolak keputusan dinas pendidikan mengenai pembekuan ekstrakulikuler pecinta alam, pernah dimarahin sama TNI dan pasang muka badak, bukan sedikit melakukan debat dengan wakil kepala sekolah bahkan kepala sekolahnya, mengorganisir sebuah acara, banyak deh ! Too much story to tell.
 
Gue bersyukur lahir tahun 1997 dan masuk ke SMAN 70 Jakarta pada tahun 2012, sehingga gue bisa menemui manusia-manusia hebat yang tidak terekspos media. Wanita-wanita yang bekerja penuh integritas dan tanggung jawab.
 
Terima kasih untuk tetap bersama dan tetap menjadi kuat hingga saat ini. Terima kasih untuk saling mengerti dan menerima. Terima kasih untuk saling menguatkan dan saling mengisi. Terima kasih untuk tidak saling meninggalkan dan menghakimi di saat-saat terburuk yang kita lalu. Terima kasin untuk menunjukkan masih ada hal baik di dunia ini pada masa-masa berat yang disebut cinta dan ketulusan. Terima kasih untuk cerita yang bahkan terdengar lebih baik daripada yang ada pada novel-novel best seller. Terima kasih untuk menjadi keluarga, bukan hanya sahabat pada masa SMA.
 
Sebagaimana yang kita semua tau, teman yang baik adalah yang menolong temannya saat temannya terjatuh. Dan kita saling menertawai saat temannya jatuh.

5 November 2014

Finding the Right Man

Berawal dari 5-6 tahun yang lalu, disaat gue masuk SMP dan mulai ngebet pacaran. Sengebet itu. Alaynya ya. Soalnya kan emang dari SD gue deket sama yang namanya Wandita Dwi Desani dan super banyak yang suka sama dia. Pasti di sudut hati yang terdalam ada perasaan iri. Dan sejak dahulu kala gue suka sama Ka Andri Juniawan yang tidak pernah sedikitpun menghiraukan gue. Entah kenapa pula gue pernah suka sama dia. Dia sedikit norak, gendut, dan pendek.

1 Oktober, entah tahun berapa, sore itu gue hampir jatoh dari motor karena ngeliat Ka Andri di pinggir jalan. Dan lalu kenalan sama temennya yang bernama Gilang Bakti Raharja. Pacar gue yang pertama. Orang yang salah dan tidak tepat untuk dijadikan pacar pertama. Menyedihkan. Gue juga yakin kalo dia dulu ga pernah beneran suka sama gue, dia hanya memanfaatkan anak kelas 1 SMP yang ngebet pacaran. “Kalo ada kesempatan kenapa ngga dimanfaatin?” Gitu sepertinya kurang lebih.

Dia pervert. Dan gue adalah korbannya. Gue pikir keren punya pacar, ternyata engga. Alhamdulillah gue sudah bisa mengingat hal ini tanpa menangis walaupun masih merasa jijik dengan diri gue sendiri. The way he kissed me, the way he hold me. I’m nasty. Forgive me god. Tapi gue berani bersumpah bahwa gue menolak. Bahwa gue ga suka. Atau paling tidak gue berusaha untuk meolak. Dia terlalu kuat. Dan gue merasa jijik. I ever wish I could kill myself.

Dan lalu dia yang belum putus sama Ka Ikha Pratiwi Ramadhani saat jadian sama gue. Kok gue mau mauan aja ya. Yatuhan. Kenapa gue sealay itu. Dia yang possessive dan tidak mengizinkan gue buat jalan sama temen laki-laki gue. Dia yang marah disaat gue ga bales sms dia segera. Jaman itu belum nge-trend yang namanya line, bbm, whatsapp atau apapun yang lain. Possessive-nya itu loh. Yang salah siapapun, entah gue atau dia, dia terus yang kesel sama gue. Lah siapa yang cewek? Gue yang cewek dia yang ngambekan.

Dan banyak sekali yang gue ambil dari pacaran yang cukup lama dan sangat menyiksa itu. Pertama, yang namanya gaya pacaran beda usia pasti beda juga gaya pacarannya, apalagi kalo dari umur 12-17 gitu, pokoknya waktu gue kelas 1 SMP dia kelas 2 atau 3 SMA gitu gue lupa. Gue yang baru lulus SD dan belum tau apa-apa sudah dengan sialnya mendapatkan seorang pacar yang menjijikan cara pacarannya. Terima kasih Tuhan.

Dan lalu yang kedua adalah bahwa ga boleh balikan sama mantan karena saat putus pasti ada yang salah dan balikan tidak membuat kesalahan itu hilang. Balikan itu sama aja kaya sengaja  jatuh ke lubang yang sama dua kali. Bodoh. Berharap bisa memperbaiki hal yang tidak bisa diperbaiki. Gue lupa pacarannya berapa lama, abis itu putus dan balikan cuma karena Gilang ngeliat gue jalan sama Yudira, lalu dia cemburu padahal waktu itu statusnya dia cuma mantan. Bodohnya adalah gue mau juga diajak balikan sama dia cuma karena begini, gue ceritakan patah hati pertama gue.

Sekarang setelah gue beneran pernah merasakan apa itu sayang, gue menyadari bahwa waktu itu gue ga pernah sayang sama dia. Gue hanya meyakini dan membenarkan hal yang sebenernya Cuma dibuat-buat. Aneh. Dan gue baru mulai suka sama dia pada bulan-bulan ke 3, entah kenapa dan entah gimana. Dan lalu dia mutusin gue gitu deh pokoknya. Lalu gue patah hati atau apalah itu namanya, tapi gue juga yakin bahwa itu adalah patah hati semu karena ya gue aja gak pernah sayang sama dia, gimana gue bisa patah hati, gue hanya berpikir gue patah hati. Korban globalisasi yang terlalu cepat.

Gue bener-bener jadi korban sinetron. Nangis berbulan bulan. Galau. Pake acara beset-beset tangan pake kaca. Aduh gue inget banget pada satu masa yang melelahkan Muhammad Rizkiaputra bilang ke gue “ngapain lo kaya gitu. Lo bunuh aja diri lo sekalian” lalu gue disabet pake sarung. Dan setelah itu gue sadar. Dan lalu disaat seperti itu datang Yudira Hidayat yang menghibur gue. Disaat gue sudah move on, diajakin balikan, mau. Gue menerima Gilang kembali karena gue mikir mungkin gue akan menyesal kalo gue tidak menerima dia kembali. Keputusan yang salah.

Dan lalu yang bisa gue pelajari berikutnya adalah untuk jangan pernah lagi pacaran sama orang yang ngga gue sayang dan ngga sayang sama gue. Yang cuma main-main dengan niat yang ga baik, cuma mau manfaatin. Jangan pernah lagi sekalipun pacaran sama orang kaya gitu. Dan Alhamdulillah itu adalah pelajaran yang baik. Karena gue sudah mempelajarinya sejak gue berumur 13 tahun.

I learn the hard way, tapi apa bedanya, toh pada akhirnya gue belajar juga. Gue bersyukur Tuhan memberikan gue akal untuk berpikir.

Pengalaman pacaran kedua kombinasi seimbang antara manis dan pait. Pendekatan yang cukup lama sebelum akhirnya pacaran, lalu patah hati pada masa pacaran, diselingkuhin, beneran sayang, kombinasi dari berbagai perasaan deh.

Kenal sama dia, Yudira Hidayat sejak gue SD tapi baru deket sama dia itu waktu putus sama gilang. Awalnya karena temen gue, Fariza Putri Fami suka sama Ka Reggy Gumilang Hadiansyah, dan gue berusaha menjodohkan mereka, lalu malah gue yang jadi deket sama Yudi padahal gue dan dia adalah perantara. Lalu jauh lagi saat gue balikan sama Gilang. Karena seorang Aisyah Jasmine Yyogaswara gak pernah dan gak akan pernah selingkuh, jadi gue dan dia jauh. Dan deket lagi setelah gue putus lagi sama Gilang. Kakak-adean romantis selama setengah tahun lebih lalu jadian pada tanggal 23 Mei dan putus karena dia menyianyiakan gue.

Pacarannya dulu cukup berkesan karena gue beneran sayang sama dia waktu itu dan dia beda sama Gilang yang possessive, dia mengerti dan mengayomi gue. Beda umurnya 3 tahun. Ya, gue hampir ga pernah suka sama cowo yang seumuran karena berbagai alasan. Cukup menyenangkan sampe akhirnya setelah pacaran beberapa bulan dia mulai berubah, tapi itu adalah hal yang biasa aja dan tidak mengganggu gue.

Masalahnya adalah pada satu masa dimana dia mulai menghindari gue, mungkin setelah sekitar hampir satu tahun pacaran. Mungkin dia bosan. Mungkin dia lelah. Dan dia selingkuh. Dan saat itu yang ngasih tau ke gue adalah kakanya sendiri. Alhamduillah gue deket sama keluarganya. Sering main ke rumahnya, main sama adeknya, bantuin mamanya bikin kue, bahkan di nikahan kakanya aja gue yang jadi pager ayunya. Kembali fokus, dia selingkuh sama siapa ya namanya, pokoknya cewek itu tuh emang dari dulu suka sama Yudi dan sempet kesel setengah mati waktu gue pacaran.

Gue emang sayang beneran sama dia waktu itu, tapi gue bukan cewe yang bakalan diem aja kalo digituin. Dan malem itu gue ketemu sama dia. Entah siapa yang mutusin, lupa. Tapi malem itu sepertinya adalah patah hati pertama gue yang beneran. Gue ga terima lah diselingkuhin sama orang yang gue percaya ga bakalan nyakitin gue. Tapi setelah itu besoknya diralat sih putusnya. Seminggu setelah itu gue yang kaya ngejar-ngejar dia, gue mecoba untuk masih mempertahankan. Mecoba perhatian dan pengertian setiap saat, ga marah disaat dia ninggal-ninggalin gue seenaknya. Hingga satu minggu setelah putus perdana itu, gue memutuskan untuk move on dan melepaskan segala hal tentang perasaan dan hubungannya. Tiba-tiba pada hari ketujuh dia nangis nelfon gue bilang dia nyesel dan lain-lain. Hari itu gue antara bahagia dan bingung. Kenapa hari itu disaat gue memutuskan untuk berhenti.

Setelah itu dia yang jadi super baik dan gue yang jadi ga perduli. Mungkin kaya gitu sampe 3-4 bulan sebelum akhirnya gue bisa biasa aja sama pacar gue sendiri waktu itu. Ya gimana engga, diselingkuhin dan harus memaafkan. Tapi gue emang memaafkan dengan ikhlas pada waktu itu, hanya saja gue tidak lupa, dan jadi lebih waspada.

Dan lalu setelah hampir 2 tahun hubungannya. Dan dia mulai menyianyiakan gue. Rasanya kaya dia udah ga sayang lagi sama gue. Dia sudah tidak mmepertahankan hubungannya lagi. Kalo ada masalah dia udah ga berusaha menyelesaikannya, mulai ilang ilangan lagi. Dan gue bukan ga pernah ngomong, gue udah bicara dan dia tetap begitu. Gue memutuskan untuk take a break selama satu bulan, karena gue merasa perlu mengevaluasi dan mempertimbangkan apakah hubungannya masih bisa dilanjutkan. Buat apa mempertahankan hubungan kalo bukan dua-duanya yang mau, hubungan itu antara dua orang, kalo cuma sendiri yang usaha ga bakalan bisa jalan

Berdasarkan pada pemikiran itu, dengan berat hati gue menyudahi hubungannya. Bukan karena gue udah ngga sayang, tapi gue beneran sampe udah kebal saking seringnya merasakan patah hati ringan. Ibarat bangunan sekuat apapun kalo berkali-kali kena gempa ringan pun pada suatu saat bakalan rubuh. Kesannya kaya tiba-tiba, padahal engga, sebenernya bangunan yang keliatan kokoh itu udah ada banyak banget retak kecil yang ga dibenerin sama pemiliknya. Gue masih sayang kok sama dia waktu putus, tapi gue ngerasa hubungannya udah ga pantes di pertahanin, dan gue ikhlas.

Banyak juga yang gue pelajari tentang keberanian untuk menyayangi dan disayangi. Tentang patah hati yang sebenernya, bahwa patah hati itu gak harus selalu nangis setiap hari, ada juga nangis yang ngga pake air mata. Tentang kepercayaan yang dihancurkan. Tentang mempertahankan tanpa dipertahankan. Jadi, sesayang apapun, sepercaya apapun, seserius apapun lo sama seseorang, bukan jaminan lo akan mendapatkan hal yang sama dari orang itu.

Setelah itu gue menjalani bulan-bulan jomblo gue dengan biasa aja. Karena gue sudah ikhlas jadi gue ngga galau galau, nangis nangis atau apapun. Gue cuma nangis sekali di malem saat gue putus, cuma sekali dan sebentar, di pelukan nyokap gue. Gue sibuk sekolah dan ngurusin eskul. Sampe seseorang dari masa kecil gue dateng lagi, Habibie John Bevis, temen SD gue.

Entah mau menceritakan hubungan yang ini kaya gimana. Dia baik. Sangat baik. Karena Yudi ga romantis, jadi gue sempat berpikir gue menginginkan cowok romantic. Dan Habibie adalah cowo yang perfect secara mainstream. Bule, loyal, manjain lo, lo minta apa aja dikasih, lo mau kemana aja dianterin, gitu deh. Untungnya gue sih bukan tipe cewe yang matre. Dan Habibie ternyata bukan cowo yang cocok sama gue. Gue ngga bisa pacaran sama cowo yang ga bisa pegang kendali atas gue, maksudnya gue kan sering egois, manja, ngototan, bossy, susah diatur, dan lain-lain. Dan gue ngga bisa sama cowo yang nurutin mau gue terus. Bosen juga lah. Dan akhirnya hubungannya disudahi segera. Gue bahkan ga inget jadian kapan, berapa lama, putus kapan, entahlah.

Pelajarannya, kadang lo ga bener-bener menginginkan apa yang lo pikir lo inginkan. Mungkin lo hanya terpengaruh lingkungan lo, atau hal lain. Dan tak selalu yang berkilau itu indah. Entah Habibie kurang apa selain kurang macho. Dia romantic dan baik. Tapi tetep aja gue lebih memilih cowo yang biasa aja kayaknya. Yang emang cocok. Hati itu ngga bisa dipaksain. Kalo emang ga sayang ya mau gimana kan.

3-4 bulan setelah putus gue sudah mulai bosan ga punya pacar. Tapi gue juga bukan tipe manusia yang emang nyari-nyari pacar, yang suka kenalan dan tiba-tiba deket sama orang ga jelas atau nanggepin kalo orang lain modus. Anehnya adalah, sebosen apapun gue ngga punya pacar, tetep aja kalo ada orang yang modusin gue dan gue ngga suka pasti gue hindarin. Gue ga pernah sedikitpun mau memanfaatkan orang lain, karena perasaan bukan hal yang gampang

Dan di bulan bulan seperti itu gue merasakan hal yang sangat aneh, baru dan gila. Love on the first sight. Belom pernah kaya gitu. Karena sejak pacaran yang pertama, gue pernah menjadi korban karena gue pacaran sama orang yang baru gue kenal. Tapi gue suka ambil resiko, walopun gue sepenuhnya sadar bahwa perbedaan antara berani dan nekat itu tipis, untungnya gue adalah seorang fighter dan survivor. Jadi, setelah gue mengalami jatuh gue bangkit. Dan setelah gue pernah melakukan kesalahan, dengan perbedaan tipis antara berani dan bodoh, gue memutuskan untuk melanjutkan kegilaan terbesar gue yaitu melanjutkan hubungan sama orang yang baru banget gue kenal.

Gue yang suka sama cowo ini sejak awal, jadi iya, gue yang mendekati dia. Tapi gue bukan kaya cewek-cewek norak  yang kalo ngedeketin cowo tuh lebay. Tapi gue beneran modus. Karena gue beneran sayang sama dianya. Dari awal gue tau kalo gue harus melakukan apapun, kalo gue harus memiliki dia. Karena dia istimewa. Gue tau dia istimewa, tapi gue ga tau dia akan jadi seistimewa ini ternyata buat gue.

Tias Arifiandi Nugraha, cowo yang ngebuat gue berani percaya sepenuhnya sama perasaan gue. Belom pernah gue sayang sama cowo sedalem ini. Berani banget  gue pacaran sama dia secepet ini. Gue pacaran sama dia persis satu bulan setelah gue kenal dia, dan di hari ulang tahun gue yang ke 17, 15 april 2014. Dan sampe saat ini Alhamdulillah udah mau 7 bulan dan gue masih sayang banget sama dia. Engga bosen. Engga berkurang sayangnya. I fall for him everyday.

Entah apa yang membuat gue ngerasa cocok dan sayang terus sama dia walopun kerjaan gue ngambekan terus, dianya juga sibuk terus, gue juga lagi sibuk sama eskul gue, terus kerjaan dia tuh ngeledekin gue terus, dianya melankolis total, kalo jalan ga pernah tau tujuan, sering berantem berantem ringan, dia ga peka kalo gue lagi kesel, kalo gue lagi kesel bukannya disayang sayang malah dibercandain, suka jayus dua-duanya kalo bercanda, suka melakukan kekerasan yang tidak disengaja, tapi hanya dia juga yang ngebuat gue ngga tahan ngambek lamalama, yang bisa bikin gue berhenti ngambek gitu aja saking sayangnya, yang bisa aja ngebuat gue ketawa-ketawa terus, yang ngga bisa ngga maafin dia, yang super ngeselin tapi super ngangenin, yang ada disaat gue membutuhkan, yang meluangkan sebagian besar waktu luangnya dengan gue, yang mau melakukan pengorbanan gila sejak awal, yang beneran sayang sama gue, yang selalu memaafkan, yang bikin gue ngga bisa lepas dari dia deh pokoknya.

Dan gue masih jatuh cinta sama dia setiap hari, mungkin karena gue yang belajar menjadi manusia yang bahagia juga kali ya, jadi dengan sengaja tidak mengingat hal-hal yang ga baik mengenai hubungannya, misalnya kaya marahan, ngambekan, keselkeselan gitu-gitu. Jadi yang gue inget hanyalah betapa bahagianya disaat gue sama dia. Selalu. Hampir setiap hari. Tuhan, terima kasih.

Gue sangat bersyukur ketemu pria sehebat dia disaat gue sedang seperti ini. Sebenernya gue berharap ketemu sama dia lebih cepat sehingga gue bisa telah mencintai dia lebih lama, dan karena gue ngga suka memikirkan dia pernah mencintai orang lain sebelum gue dan gue bukan orang yang menemani dia dari dia bukan siapa siapa sampe hari ini dia sudah menjadi seseorang yang bisa membuat orang tuanya bangga, gue menyesal. Tapi gue juga bersyukur, karena mungkin kalo gue ketemu dia di umur guee yang belom 17 tahun, gue belum cukup matang untuk bisa menjaga dan menghargai dia.

Entah bagaimana kelanjutan hubungan yang ini nanti. Apakah akan menjadi semanis ini hingga seterusnya untuk waktu yang sangat lama, atau sebaliknya, semua hal semanis dan seberkesan ini akan hilang gitu aja. Tapi yang kaya gitu ngga usah di pikirin lah ya. Jalanin aja semaksimal mungkin.

Dan gue mensyukuri seluruh perjalanan ini, dengan berbagai macam cinta dan pria yang pernah ada di hari dan hati gue, hingga saat ini, di saat yang gue percaya ini adalah saat yang tepat, tuhan mempertemukan gue dengan seorang pria yang sangat hebat dan berarti lebih dari yang pernah gue bayangkan sebelumnya. Semua kesalahan dan kegagalan dalam hubungan gue di masa lalu adalah bagian yang membuat gue bisa jadi cukup pantas untuk dia saat ini. Dan gue tidak menyesali apapun karena semua yang pernah terjadi yang membawa gue bisa sama-sama sama dia yang tepat saat ini. Dan gue berharap cerita gue sesederhana itu, dengan tidak lebih banyak cowok di hidup gue karena gue merasa yang gue miliki sekarang lebih dari cukup. Seseorang yang gue cintai tanpa alasan dan maksud tertentu. Yang ga pernah berhenti gue cintai sejak hari pertama gue mulai sayang sama dia. Terima kasih tuhan, he is the one.

20 Oktober 2014

Sejak Pertemuan di Gintung 188 Hari Yang Lalu


188 hari yang lalu, tepat di ulang tahun aku yang ke 17, ada yang dateng jauh jauh dari Jakarta ke Gunung Cikuray. Nemuin aku. Niat banget, bawa kue, ngedaki sendirian malem-malem. Makasih ya. Aku belom pernah sempet bilang makasih atas hari yang sangat  istimewa, ulang tahun yang sangat berkesan. The real sweet 17. Salahsatu kegilaan terbesar yang orang lakuin buat aku. Dan hari itu awalnya, yang jadi chapter 1 dari cerita yang bakalan kita jalanin dan kita tulis sama-sama. Dan hari itu aku juga mendapatkan salahsatu kegilaan terbesar aku, karena telah memutuskan untuk berani menerima orang yang baru aku kenal buat jadi bagian dari hari hari yang akan datang.
 
Mari aku ceritakan pertama kalinya ketemu seorang Tias Arifiandi Nugraha. Dapet undangan buat ikut latihan gabungan sispala dari Lingkar Selatan di Situ Gintung, 15 Maret 2014. Aku dateng aja udah salah kostum, orang-orang pake kaos, celana training dan sandal jepit, sedangkan aku dengan bodohnya pake setelan buat ke mall. Dateng pagi sedangkan acaranya ngaret dan baru mulai sore. Hari itu panas sekali. Dan acaranya baru mulai sekitar jam 2-3 an.
 
Saat lagi duduk duduk nungguin acaranya mulai, tiba-tiba temen aku yang bermuka India, Sarita, bilang "Jodoh lu tuh Ai." Dan tanpa nganggep itu serius, aku cuma jawab, "Mana? Engga ah." Sebelum acaranya mulai, tiba tiba dari tenda pleton yang disediain panitia, keluarlah seorang pria ibarat model Giordano nyasar di Situ Gintung (aduh lebay). Dan aku terpana, anggap saja itu love on the first sight. Dan ternyata itu adalah cowo yang tadi Sarita maksud. Aku langsung ganti jawaban, dari yan tadinya "Engga ah" menjadi "lumayan juga". Saat itu, aku tahu apa yang harus aku lakuin hari itu! Target locked. Mission begin.
 
Hari itu latihannya adalah mengenai pengarungan. Sempet telat ikut materi karena ganti baju dan dandannya kelamaan. Dan saat ikut materi pun, ga konsen karena model Giordano itu berdiri persis di samping orang yang ngasih materi. Masih inget kok, dia pake topi item, baju panjang item, celana panjang, nyilangin tangan sok keren. Tapi emang beneran keren. Sepertinya dia senior, karna orang yang ngasih materi beberapa kali nanya ke dia.
 
Tuhan emang selalu tahu apa yang hambanya inginkan, tak ada hujan tak ada badai, keberuntungan pun berpihak sama aku. Saat praktek pengarungan, team aku dapet model Giordano itu sebagai guide. Ga buang kesempatan, dengan segala keberanian yang ada, aku ambil posisi di samping dia saat di perahu. Yang tadinya jijik dan ogah ogahan ikut latihan pengarungan, aku langsung semangat dan sok berani. Dan di perahu pun, aku makin ga konsen.
 
Sepertinya dia memeberikan beberapa materi di perahu yang hampir semuanya aku ga inget. I'm extremely nervous. Mari kita mulai latihannya. Di tengah danau, tiba tiba dia nyuruh semua orang turun dari perahu (nyebur) lalu dia turun. Oh my god. Aku selalu takut sama air yang ga ada dasarnya, dan lalu aku harus nyebur ke danau? Untuk pertama kalinya aku berani. Karena lagi modus, jadi ga mau dong keliatan manja dan lemah. Ya tuhan, entah ada apa di dalem air sana.
 
Kita semua ada di dalem air di tengah danau. Tiba tiba ada yang nyeletuk ngomong gini kurang lebih, "Ka, kok pelampung kaka jelek?" lalu karena dia sok keren, dia ngelepasin pelampungnya. Dan entah kenapa, aku refleks ngomong "Ganteng sih ganteng aja ka." Maksud aku tuh dia ganteng kok lagi gimanapun, walaupun lagi basah basah di tengah danau, tetep ganteng. Tapi malah kedengeran jutek. (Di kemudian hari, dia bilang kalo saat itu dia nganggep aku jutek dan sok).
 
Modus tak berakhir di situ. Ada yang namanya flip flop perahu. Dia sedang mau mengajarkan materi itu, dia minta satu orang buat dia ajarin ngeflip perahu. Aku semangat dong. I volunteer. Diajarin caranya ngeflip pake dayung. Aku ga kuat, terus dibantuin gitu sama dianya. Dia bantu narik dayungnya, dan his hand touched mine. Alhasil, jantungnya dag dig dug ga karuan, makin ga konsen, kayaknya jadinya waktu itu akunya bukannya narik sama dia malah jadi bengong sendiri deh. Disaat se-berbunga bunga itu, tiba tiba dari perahu lain Sarita neriakin, "Ai sudom (re: modus)".
 
Modus part 3 adalah yang paling susah dari semuanya. Saat udah selesai pelajaran mengenai flip flop dan mau balik ke daratan, yang harus pesertanya lakukan adalah naik ke perahu. Perjuangan banget. Naik ke atas perahu itu sangat susah, buat yang ga tau. Dan saat itu aku mengerahkan seluruh tenaga karena jaim, yakali di depan dia aku keliatan culun. Dan saat itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku bias naik ke atas perahu. Dari 5 orang team aku, yang bias naik perahu cuma 2 orang, dan aku salah satunya.
 
Saat lagi dayung waktu mau pulang tuh dia nyebelin banget ya. Dia berkali kali bilang "Dayung kuat. Dayung kuat." Dia ga tau apa, itu tuh udah sekuat tenaga banget. Emang perahunya aja yang susah jalannya. Dan di perjalanan sempet sedikit ngobrol sama dia, basa basi sih, cuma cari bahan obrolan aja. Namanya Tias. Nama yang ga aku bayangkan saat itu akan jadi nama orang yang akan punya arti dan cerita di kemudian hari.
 
Setelah sampai ke tepian, team aku turun dari perahu dan jalan dari tempat yang mulai dangkal. Tapi krena aku agak masih sedikit memikirkan 'jijik', jadi aku ga turun dari perahu dan nunggu dia narik perahunya sampe perahunya bener bener nyentuh daratan. Terkesan sok. Tapi ga niat sok, emang beneran jijik.
 
Saat turun dari perahu, I'm walked with style, lalu tiba tiba kepeleset di depan dia. Aduh malu, rasanya langit mau runtuh. Dia menawarkan bantuan, tapi again, karena waktu itu jaga image, aku jawabnya "Ga, ga usah." Maksudnya adalah aku bisa sendiri kok, ga mau di tolongin karna malu, tapi yang kedengeran orang lain ga gitu (Di kemudian hari, dia bilang saat itu dia menganggap aku sangat sombong) Waktu itu aku belum kenal dia, jadi aku ga tau kalo dia adalah salahsatu orang yang di hormati di lingkungan itu, cukup terkenal, kaya dianggap senior gitu. Dan karena penolakan yang tadi, orang orang yang ngededenger aku ngomong gitu pun jadi talked behind me, sepertinya mereka ga suka aku.
 
Ganti bagu, bersih bersih, dandan lagi. I have to get his number! Yang namanya nungguin sampe maghrib karna abis itu dia jadi guide buat perahu lain. Ngeliatin dia dari tepian danau dengan cuaca yang mendung berpetir. Aku tetep setia nungguin dia selesai. Dan akhirnya dia selesai, lalu duduk sama temen temennya. Aku minta junior aku nemenin aku minta nomer dia, bilangnya mah buat keperluan organisasi, padahal ada motif tersembunyi. Tapi apa? Keberanian aku abis. Aku berhenti dan terpatung 3 meter dari dia dan nyuruh junior aku buat maintain nomer dia. Di kasih ! Nomer hp dan pin bbm.
 
Hari itu indah. Hari itu bahagia. Abis dapet nomer dia, aku pulang sambil nyanyi nyanyi dan loncat loncatan happy. Untung dia ga liat. Malem itu juga, muncul invitation di bbm dia.
 
Time past, love blossom. First text, first call, first dates, first movie. Di tanggal 15 April, 1 bulan kemudian, we're officially in a relationship.
 
Terima kasih atas kesempatannya. Terima kasih atas tawa, kebahagiaan, cinta, cerita, perhatian, waktu, kepercayaan, semangat, dan segalanya. Dan semoga apa yang terjadi selama 188 hari ini bisa buat kaka percaya, kalo apa yang aku serius dengan apa yang aku bilang di hari ke empat kita kenal, aku beneran suka sama kaka. Lalu sukanya berubah jadi sayang, dan sampe hari ini pun begitu. I fall in love with you since the first time I saw you, and now, I'm still fall in love with you everytime I saw you, everytime you say you love me, everytime you hold me tight, every morning. When I saw you, I know that I want you.
 
188 hari itu sebentar. Masih sangat sebentar. Dan aku ga mau cerita tentang kita cuma sebentar. Aku ga mau bahagianya cuma sebentar. Masih banyak yang belum kita lakuin, masih banyak hari yang mau aku laluin sama kaka, masih banyak lembaran kosong buat diisi cerita kita. Aku tau kita belom lama kenal, belom lama pacaran, tapi aku juga tau kalo we belong with each other. Buktinya, the whole universe merencanakan pertemuan kita, dengan segala kebetulan dan pilihan yang pernah kita pilih.
 
Semoga sampe ratusan dan ribuan hari kedepan kita masih ada di dalam cerita yang sama. Semoga masih akan terus seperti ini perasaannya. Don't stop loving me cause I won't. Believe in us. Love each other hard. Hold each other tight. Support each other. Kita masih muda, 17, 21, jadi mari maju sama sama, saling dukung buat jadi yang terbaik di bidangnya masing masing. Aku tahu kaka akan jadi seseorang yang hebat, dan aku juga akan berusaha buat bisa jadi seperti itu. We can get through anything, all we have to do is just believe in us. Iyakan? Mari jalani hubungan ini dengan komitmen, tulus dan integritas. Banyak wishnya untuk kita. Biarkan Tuhan yang tau semuanya di dalem doa doa sebelum aku tidur.
 
P.S I love you

7 Oktober 2014

Bu...

Bu…Aku ingin ceritaSudah lama aku tak berceritaSibuk ini berlebihanPergi dari pagi sampai malamMasih berkegiatan di akhir mingguTenggat waktu yang taka da habisnyaIngin tidur nyenyakBangun tanpa tenggat waktu baru

Aku ingin menghilang sajaTapi ibu pernah ajarkan tanggung jawabBahwa kabur tak akan menyelesaikanTidak mudah ya bu untuk bertanggung jawabWaktu menjadi begitu sempitPikiran menjadi begitu penuhKadang bahkan tak ada waktu untuk merasa lelah

Ingin bersandar pada bahumuIngin bersembunyi dari duniaTapi, tidakkak aku sudah terlalu besar?

Bantu aku, doakan aku ibuDoakan  aku menjadi kuatDoakan aku tidak hancur karena tekananDoakan aku bias menjadi seorang wanita dewasa yang kuat dan bertanggung jawabDoakan aku bisa menjadi sepertimu

Bu, aku lelah
Bu, aku ingin tidur tanpa pikiranBu, aku ingin kabur sajaBu, inikah rasanya menjadi dewasa?Bu, aku mau peluk lagi seperti duluIngin tidur dalam pelukanmu


22 September 2014

Wan...

001
Iya, memang iya
Kita berdiri di tempat yang sama
Tidak, tapi tidak
Kita tak bisa jadi sama

002
Tetap tidak bisa setara

003
Kita tidak akan setara
Sebelum aku bisa berdiri persis ditempatmu
Sebelum aku merasakan yang kamu rasakan
Sebelum aku menjalani yang kamu jalani
Sebelum aku melalui yang kamu lalui

004
Air mata jadi doa
Peluh jadi bukti
Kulit kulit terbakar

005
Adalah bagaimana
Bagaimana untuk bertahan dalam lelah, dalam sukar, dalam keputusasaan, dalam lemah, dalam rendah, dalam tekanan, dalam rapuh, dalam derita

006
Dan aku mau
Aku bersedia
Aku akan melakukan segalanya, apapun
Untuk berdiri ditempatmu berdiri
Untuk jadi setara denganmu

007
Wanadri

12 September 2014

Zi.kir

Kusebut namamu berulang, bagai zikir
Dalam setiap hembus nafasku
Seiring desiran darah di nadiku
Bukan nama Tuhanku kali ini
Tapi aku bukan menuhankanmu

Langkahku goyah, aku lelah
Nafasku sersenggal, sesak
Kadang terlintas untuk menyerah

Lalu kuucap lagi zikirku, namamu
Darahku mengalir lebih deras
Menimbulkan gejolak emosi
Tenaga itu tiba2 mengisi seluruh tubuhku
Membawaku melangkah satu langkah lagi

Dan itu yang ku butuhkan
Zikir
Namamu
Melafalkan namamu ratusan, ribuan kali

26 Juli 2014

Doa-doa

Doa doaku malam ini bukan duduk diatas sajadah dengan tangan menengadah. Doaku malam ini hanya diam dalam sunyiku, meminta dalam hati dengan kesungguhan. Karena doa tak harus terucap, Tuhan tahu isi hatiku. Dan malam ini didalam doa doaku ada namamu.

Tak perlu aku sebutkan aku ingin kamu selalu aman, karena Tuhan tahu itu doaku sepanjang waktu saat kamu lepas dari pandanganku. Atau bagaimana aku memohon pada-Nya untuk selalu menjagamu. Aku mau kamu jauh dari halhal mengerikan, bahaya dari apa yang kamu lakukan setiap hari. Aku mau kamu dilindungi dari apapun yang akan membuat kamu terluka. Karena bagaimanapun harapan juga adalah doa. Dan Tuhan pasti mendengar harapan dari hati hati yang tak tenang.

Lalu aku berdoa agar Tuhan bantu aku untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, agar aku bisa menjadi cukup pantas bagimu. Agar aku bisa menjadi rumah yang pantas bagi hatimu. Tuhan bantu aku permudah hilangkan egoisku. Aku tahu itu ada dalam kontrolku. Tapi apa salahnya meminta pada-Nya, mungkin dia akan permudah proses perbaikan diriku.

Dan aku mohonkan padanya ketulusan, kesabaran, keikhlasan, ketabahan, keteguhan, bukan hanya bagiku tapi juga bagimu. Karena bagian sulit disini adalah bagianmu. Karena aku sadar aku sulit. Sudah 17 tahun aku bersama diriku sendiri, egois, batu, cengeng, manja, labil, pemarah, dan aku masih kesulitan dengan diriku sendiri. Bagaimana denganmu yang baru tahu aku. Aku minta pada Tuhan agar beri kamu banyak ketulusan, kesabaran, keikhlasan, ketabahan, dan keteguhan bagimu. Karena aku tak mau kamu menyerah denganku sebelum aku sempat tunjukkan kalau aku bisa menjadi pantas bagimu.

Dan aku minta kekuatan pada Tuhan, aku mau hatiku kuat, aku mau hatimu kuat. Aku minta Tuhan selalu ingatkan bahwa kita memilih untuk bersama, dan pilihannya sudah diambil. Jadi sekarang tugasnya jalani pilihannya, dengan sungguh sungguh. Ini tak akan mudah samasekali, karena itu aku pintakan kekuatan. Bertahan dengan orang lain tak mudah, menyerah lebih mudah, dan aku tak mau ada satupun dari kita yang menyerah. Aku mau kita memperjuangkan hubungan ini untuk satu sama lain. Semoga Tuhan bantu hati kita jadi kuat. 

Aku mohon pada-Nya agar tuhan kunci saja hati aku dan kamu. Dan bahkan aku minta Tuhan buat hati kita hanya dapat melihat satu sama lain, biar buta akan yang lain. Agar tak ada hati yang meninggalkan hati yang mencinta. Agar tak ada hati yang pergi. Tak perduli apapun yang terjadi, biarkan ikatannya tak akan lepas. Biar penat pun, biarkan saja hatinya tetap buta akan yang lain biar akhirnya kembali pada satu sama lain.

Di tengah malam lagi, aku berdoa untuk hatimu. Aku memohon pada-Nya agar aku bisa memiliki dan menjaga hatimu. Agar Dia membantuku meluluhkan hatimu. Agar bisa aku dapatkan hati yang aku dambakan. Aku mau Tuhan ikatkan hatimu hanya padaku jadi aku tidak akan kehilangan milikku yang berharga. Aku mau Tuhan bantu aku agar aku tidak akan pernah kehilangan hatimu. Aku mau Tuhan tahu, dan Ia tahu, aku menginginkan hatimu untukku, dan hanya untukku.

Karena manusia memiliki cara berdoa yang berbeda beda, dan aku tahu yang terpenting adalah harapan terdalam dati hati manusia.

24 Juni 2014

Bisakah?

Bisakah kamu kembali dalam sekejap?

Bisakah aku menutup mataku dan berharap kamu ada saat aku membuka mataku lalu kamu benar2 ada?

Bisakah aku menutup pintu dibelakangku membiarkanmu pergi lalu dalam satu langkah saja ada ketukan dan kamulah yang ada di sisi lain pintu?

Bisakah aku peluk diriku sendiri dalam tidur lalu terbangun dalam pelukanmu?


Jangan terlalu lama jauh dariku

Jangan terlalu betah berlama2 tanpa aku

20 Juni 2014

Satata

Disini kita berdiri
Di tempat yang sama
Tapi di sisi yang berbeda
Kamu pernah berada di tempatku
Dan aku akan berada di tempatmu
Sekarang aku tahu apa yang kamu pikirkan
Karena pandangan kita kini sama
Sekarang aku tahu apa yang kamu lalui
Karena untuk berada disini akupun begitu

17 Juni 2014

HAPPY BIRTHDAY MY DEAREST TIAS ARIFIANDI NUGRAHA

Hy baby

Selamat tanggal 17 Juni. Makin tua ciyeeeee. Bentar lagi kawin ciyeee :p kalo lebaran nanti ditanyain nih sama keluarga, "aduh tias uda besar ya, perasaan kemaren masih main bola di lapangan pake kolor doang. Kapan kawin tias? Kapan mau ngenalin calonnya?" Hahahaha.



Maaf tanggal 17 juni aku tinggalin. Maaf ga bisa sok2an bawa kue terus tiba2 muncul di depan pintu jam 12 malem. Aku ga bisa, belum bisa lebih tepatnya. Yang kita ketemu sebelum aku pergi, ka tias bilang, 'aku yang harusnya sedih, ulang tahun ditinggalin pacar sendiri'. Maaf sayang, i feel so guilty :(



Kaka yang ulang tahun boleh aku yang make a wish ngga? Aku mau 17 juni tahun depan dan 17 juni seterusnya kita masih pacaran. Jadi aku bisa sok romantis pake kue di ulang tahun kaka. Harusnya hari ini spesial buat kaka. Tapi hari ini juga spesial buat aku, pacar kesayangan aku hari ini makin tua.



Ini sesi mohon-maaf. Ka tias, maaf aku ga bisa kasih apa2 tanggal 17 juni. Maaf kadonya kecepetan. Maaf ga bisa nemenin ka tias. Maaf ga bisa romantic dinner sama-sama. Maaf ga ngelakuin apa yang pacar2 kaka yang dulu lakuin, bukan ga mau, tapi maaf aku punya 'tanggung jawab' yang harus dikerjakan di tempat lain. Maaf ga bisa nyamperin ka tias ke gunung bawa kue, soalnya aku yang lagi di gunung. Maaf ga bisa nembak ka tias, soalnya kita udah jadian. Maaf kalo belom bisa jadi dewasa, belom bisa jadi pacar yang baik.



Btw baby, udah evaluasi tahunan belum? Biasanya aku kalo ulang tahun evaluasi tahunan gitu, sama diri sendiri depan kaca. Aku mau bilang selamat sudah berhasil menjalani 1 tahun ke belakang di hidup kaka. Jangan lupa bersyukur atas segala macem hal yang terjadi, baik itu baik atau buruk. Selamat sudah putus sama atika di bulan februari, tuhan kasih kaka cewe yang lebih cantik dari atika kan. Hahahaha. Oke kembali ke topik semula, selamat, dan semoga lancar menjalani 1 tahun berikutnya, semoga kaka ga putus sama pacarnya ya. Amin.



Udah telfon atau ditelfon mama kaka belum? Kalo belum, telfon gih, kangen pasti itu mamanya ka tias sama anaknya yang ganteng dan jarang pulang ke rumah.



Btw, selamat ya udah berhasil untuk tidak berhenti bernafas sampe hari ini. Dan aku sangat berharap ka tias tidak akan berhenti bernafas selama kita masih pacaran, kecuali kalo lagi kiss terus mungkin idung ka tias mampet jadi harus berhenti bernafas sejenak. Semoga umurnya berkah. Semoga bakalan dapet hal yang baik, yang positif, dan seperti biasa, bisa dapet pencapaian yang hebat. Semoga tuhan kasih kaka kesehatan, selalu.



Sekarang aku yang make a wish ! Hahaha. Semoga ka tias liburannya lebih banyak tahun depan biar aku bisa diajakin jalan2. Semoga ka tias bisa berbagi ilmunya dengan aku tanpa aku harus bayar 500 ribu. Semoga aku bisa keterima di ui, biar deket pacar aku, atau di unpad, tapi terus tiba2 pacar aku tugasnya pindah ke bandung biar deket. Semoga sampe ka tias ulang tahun berikutnya aku masih jadi pacar ka tias. Semoga ka tias jadi sayang banget sama aku terus ka tias tidak akan bisa berpaling pada siapapun. Semoga aku bisa berhenti ngambekan dan cengeng.



Suatu saat nanti, kalo kita udah lebih dari 2 taun pacaran, kalo berhasil selama itu, aku bakal kasih kado lamaran tapi boongan. Hahaha. Soalnya aku ga mau ngelamar cowo lah, kali.

 

I love you baby. I love you so much. I love you too much. Tapi gapapa, selama ka tias sayang sama aku aku ga keberatan kok ngasih sayangnya, hatinya, semuanya pokoknya lovenya buat ka tias, jadi ga bakalan ada ruang buat cowo lain. Yeay ! Selamat 2 bulanan ya sayaaang ! Kayaknya sebentar lagi kita 2 taunan nih. Dan aku baru, tapi sudah, membuktikan sslama 2 bulan ini bahwa sayang aku ke ka tias ga berkurang. Masih fall in love setiap hari walopun sering ngambekan sendiri. Masih ga pernah seditpun berfikir bahwa aku salah jadian sama ka tias. Semoga aku tetep sesayang ini sama ka tias, gimanapun nanti. Semoga kita kuat dan selalu saling menguatkan. Longlast baby, even word can't explain how lucky i am to have you in my life. I love you more than word could explain.

31 Mei 2014

Dia

Dia tidak sempurna
Tapi sempurna dimataku
Sempurna dengan kekurangan dan ketidaksempurnaannya
Dan sempurna untuk berdiri disampingku

Dia hebat. Sehebat itu
Dia mengagumkan
Dia, dirinya, kepribadiannya
Dia, wajahnya, alisnya, matanya, bibirnya
Dia, tatapannya, senyumnya, suaranya, tawanya
Dia, lucunya, galaknya, menyebalkannya
Dia, apa adanya dirinya
Wanita mana yang bisa bicara tanpa tersenyum padanya
Wanita mana yang bisa memandang tanpa tersipu padanya

Baru sebulan aku dengannya
Dan bahkan aku tak ingat nama mereka
Wanita-wanita yang 'mengganggu' dia
Mana mau aku menghitungnya
Sedikit terlalu banyak

Dia mengagumkan, se-mengagumkan-itu
Pernah mendengarnya berbicara?
Bicara tegas, bicara aneh, bicara biasa, bicara lembut
Semuanya mengagumkan
Pernah tatap matanya?
Aku sarankan jangan pernah
Aku jamin akan terjebak kamu didalamnya

Dia tampan
Dia bahkan tampan saat pakai pelampung
Dia bahkan tampan saat lepas pelampung
Dia bahkan tampan saat berenang2 di danau
Dia bahkan tampan saat bajunya basah kuyup
Dan dia lebih tampan saat sedang melepas pelampung yang dia pakai saat basah karena sedang berenang di danau

Dia polisi
Bukan polisi pinggir jalan, polisi brimob dia
Bukankah itu keren?
Man in uniform selalu terlihat keren
Tapi tak ada yang sekeren dia
Pernah lihat dia pakai seragam hitamnya?
Mati habis sesak nafasmu tak kuat melihatnya

Tahu apa lagi yang bisa bikin kau jatuh hati?
Kepribadiannya
Keindahan kepribadiannya adalah yang paling tak tertahankan
Aku baru mengenalnya, jadi aku tak tahu banyak
Tapi bahkan yang sesedikit itu bisa buatku jatuh cinta
Yang pertama aku tahu, dia tegas
Lalu aku tahu dia ambisius, cerdas, kuat, berani, disiplin, menyenangkan, jujur, mandiri, apa adanya, sabar, hebat !

Tapi akhir tulisan ini menyedihkan
Karena memang menyedihkan
Dia tidak melihat dirinya seperti aku melihatnya
Tak suka bila aku bilang dia hebat
Padahal aku tak bisa berhenti mengaguminya
Tak bisa dia lihat dirinya seperti aku dan orang lain melihatnya
Bagai gunung tak tahu betapa tingginya dia
Bagai bulan tak tahu betapa berartinya dia

28 Mei 2014

Cemburu Pada yang Lalu

Aku cemburu
Karena aku mencintaimu
Karena aku mencintai hatimu
Karena aku mencintai tatapanmu
Karena aku mencintai senyummu
Karena aku mencintai genggaman tanganmu
Karena aku mencintai bibirmu
Karena aku mencintai pelukmu

Aku jatuh hati padamu
Karena indahmu yang tak pernah kamu sadari
Aku berikan hatiku yang entah akan kamu apakan
Dan indahnya saat dapatkan hatimu
Hati yang tak akan ku izinkan kau bagi dengan siapapun
Tapi yang juga,
Hati yang pernah kau beri padanya juga
Seutuhnya
Yang pernah jadi miliknya 

Keluar dari hatimu,
Aku mencintai tatapan tulusmu
Tatapan yang membuatku percaya aku yang kau cintai
Tapi yang juga,
Entah berapa ratus kali kamu tujukan padanya
Yang pernah kamu labuhkan di wajah indahnya
Yang pernah membuatnya luluh padamu

Senyuman manis itu
Kamu tak bisa bayangkan bahagianya hatiku melihatnya
Lebih bahagia lagi saat aku tahu akulah alasannya
Yang membuatku tenang karena aku tahu kamu bahagia
Tapi yang juga,
Pernah dicintai olehnya
Yang pernah dibuatnya mengembang begitu lebar
Yang pernah kamu tujukan hanya untuknya

Rasa aman itu
Keberanian untuk menghadapi dunia
yang dapat diberikan hanya oleh satu genggaman tangan itu
Yang aku percaya tak akan kau lepas
Tapi yang juga,
Pernah kamu satukan pada genggamnya
Yang pernah memberinya keberanian yang sama
Yang pernah membuatnya merasa begitu aman

Ini yang paling menyiksa
Karena aku juga begitu mencintai hal ini
Ketika bibir itu melebur dengan bibirku
Aku merasa seperti ada di awan
Aku merasa aman, bahagia, berani, nyaman
Aku luluh
Tapi yang juga,
Pernah ada di tangannya, dahinya, pipinya
Pernah ada di bibirnya
Pernah juga menjadi candu baginya
Yang pernah kau tujukan untuk menunjukkan cintamu padanya

Tempat terindah di dunia
Tempat dimana aku merasa hanya ini yang aku butuhkan
Yang membuatku merasa aku tak membutuhkan yang lain
Yang membuatku merasa pelukan itu cukup bagiku
Meski dunia menyudutkanku denhan kejamnya
Tapi yang juga,
Pernah menjadi penenangnya saat dia menangis
Yang pernah menjaganya tetap aman dan hangat
Yang pernah menjadi tempat kesukaannya

Aku cemburu sayangku
Aku panas sayangku
Aku terbakar sayangku
Aku marah sayangku
Aku tau dia hanyalah masa lalumu
Tapi tak rela ada yang merasakan apa yang aku rasakan sekarang
Aku tak rela pada mereka yang pernah dan akan memiliki hatimu
Aku ingin memilikimu seutuhnya 
Karena kamu begitu indah sayangku
Aku pilu sayangku membayangkan hatimu untuknya
Air mataku tak terbendungkan bayangkan bibirmu di bibirnya
Hatiku hancur bayangkan pelukmu pernah jadi penenangnya
Kamu begitu indah sayangku
Tak rela aku membagimu
Sekalipun pada yang sudah berlalu

27 Mei 2014

Aku Inginkan Kamu, Aku Inginkan Kita

Aku ingin bersamamu
Bersama kamu dalam suka dan duka
Bersama lalui saat-saat tergelap
Dan akhirnya dapatkan cerahnya hari
Bersama lalui sulitnya mendaki
Sebelum bersama nikmati indahnya puncak

Aku ingin tapi aku takut tak bisa berjanji untuk terus bertahan dengamnu
Karena aku tak tahu yang harus ku hadapi
Belum tahu lebih tepatnya
Sebesar apa? Setinggi apa? Sedalam apa?
Sejauh apa aku harus aku harus mendaki dan menyelam

Tapi yang bisa aku janjikan dan akan aku tepati
Bahwa aku akan mencoba sekeras mungkin
Bahwa aku akan berusaha hingga titik batasku
Bahwa aku akan sepenuh hati menjalani dan setia

Dan lagi aku tak bisa berjanji untuk bisa jadi sosok sempurna buatmu
Aku akan marah, teriak, menangis
Tapi aku yakinkan itu karena perduliku, karena kamu yang ku inginkan
Dan setelah amarah, teriakan dan tangisan
Aku balaskan beribu tawa, bahagia, suka, cita, senang dan cinta

Saat hari terburukmu menerpa aku akan ada dengan sebuah pelukan
Saat saat tergelapmu datang aku akan bawa kau kembali pada cahaya
Saat dunia menjadi terlalu kejam padamu aku akan melindungimu
Saat kamu terlalu lelah untuk berjalan, bahkan berdiri, aku akan menopangmu
Saat kamu berjuang untuk hidupmu aku akan tetap berdiri di sampingmu
Saat kamu jatuh ke jurang yang dalam aku akan menarikmu keluar

Dan di saat itulah kau akan percaya betapa aku perduli, betapa aku mencintaimu

19 Mei 2014

If you want to know the things on my mind

Baru pulang dari Gunung Gede, dan sekarang bukan mau nyeritain tentang Gunung Gedenya, tapi mau cerita tentang apa yang gue pikirin disana. Gue tiba-tiba memutuskan buat mau jalan jauh dari yang lain waktu naik, dan lalu gue jalan sendiri menikmati alam pertiwi sambil memikirkan banyak hal, sendiri dan menyenangkan.

Pertama, seorang Tias Arifiandi Nugraha pernah bertanya, buat apa naik gunung? Dan sejak itu pertanyaan itu terus menggema di otak gue, Iya juga ya, buat apa mau susah-susahan naik gunung? Capek. Pegel. Sakit. Susah. Repot. Ribet. Dan jawabannya? Belum ketemu ! Hahahaha. Gue sempet jawab, gue naik gunung buat tau siapa yang temen gue dan siapa yang bukan, tapi ternyata bukan itu. Karna temen gue naik gunung ada yang ternyata bukan temen gue, dan itu artinya gue salah.

Masih tentang kenapa naik gunung, gue ngga tau. karna setiap naik atau turun gunung, gue sering mikir "Ogahh gue naik gunung lagi ! Ga bakal naik gunung dalam beberapa bulan kedepan." Tapi lalu, 1-2 hari setelah gue sampe di bawah, gue kangen parah! Gue udah kangen naik gunung walopun betis sama paha masih pegel. Aneh ya. Hahaha. Dan gue tidak bisa menjelaskan kenapa gue bisa kaya gitu. Gunung itu punya sesuatu yang bikin kangen, ngga tau apa. Apalagi gue ngga suka sama jakarta !

Dan lalu gue juga berfikir, mungkin, hanya mungkin, gunung itu jadi tempat gue lari. Lari dari semuanyaaa! Dari sekolah terutama. Huff. Jadi bukan naik gunung yang ganggu sekolah, tapi karna gue ga mau sekolah, jadi gue harus cari kegiatan lain, dan gue menemukan gunung. Jadi gue naik gunung buat ngisi waktu yang kosong karna gue ngga mau belajar.

Kedua, nyokap gue sering bilang kaya "Naik gunung ngga bisa nentuin masa depan kamu". Dan setelah gue memikirkannya dengan sangat tersiksa, bener juga ya nyokap gue. Kecuali gue mau jadi mbak-mbak Jejak Petualang, naik gunung ngga bakalan bisa bikin gue idup, Dan itu menyedihkan ! Kalo udah gede gue mau jalan-jalan terus dibayarin dan dibayar karna jalan-jalan. What a perfect job ! Tapi oke balik lagi, naik gunung ngga bisa menentukan masa depan gue, dan itu benar. Gue setuju. Walopun gue tersiksaaaaaaa.

Ketiga, SISGAHANA (Pecinta alam SMAN 70 Jakarta) keren, apapun baik buruknya, kurang lebihnya, Sisgahana adalah tempat yang menurut gue rumah, tempat dimana gue nyaman, dan tempat yang gue yakin gue akan balik lagi ke sana kalopun gue udah gede. gue utang banyak sama Sisgahana, karna tempat itu udah ngajarin gue banyak hal, dan gue inget senior gue pernah bilang, 'Bukan apa yang Sisgahana kasih buat lo, tapi apa yang lo kasih buat Sisgahana'. Dan itu yang gue inget. Dan gue mau memberikan sesuatu buat Sisgahana, lalu gue berfikir dari masalah yang gue hadapi sekarang sebagai BPH Sisgahana, ilmu di sini udah banyak terkikis karna alumni-alumni udah banyak yang sibuk dan jadi susah cari waktu buat ngajarin ilmu-ilmu mereka ke kita yang di sekolah, lalu gue menemukan sesuatu, hal yang bisa gue lakukan buat Sisgahana. Kalo nanti gue udah jadi alumni, gue mau bantu Sisgahana, gue bakalan mengajarkan semua yang gue udah pelajarin. Dari situ, gue mau masuk mapala, biar ilmu gue juga nambah, dan satu lagi.......

Dan yang terakhir, tapi yang paling 'dalem, di Sisgahana, ada nama pecinta alam yang sering disebut-sebut, Wanadri. karna dulu entah gimana, katanya pendidikan di Sisga itu sempet dibantuin sama Wanadri. Dan ada yang bilang, Sisgahana itu kiblatnya ke Wanadri, bukan ke Ka'bah. Jadi dari dulu, gue udah berfikir kalo Wanadri itu super keren ! Tapi gue pikir Wanadri udah bubar, karna gue ga pernah denger apa-apa tentang Wanadri. Tapi lalu gue menemukan seorang cowo, yang sekarang jadi pacar gue, dan dia anak Wanadri ! Dan dia keren sekali. Dan itu membuat gue jadi lebih 'ngefans' sama yang namanya Wanadri !

Paraaahhhhh. Keren abis ! Gue melihat itu sebagai tantangan, kaya yang 'Suatu saat gue harus bisa jadi bagian dari Wanadri'. Dan gue mau. Tapi gue sadar diri bahwa gue sangat amat culun, lemah dan bodoh sekarang. Tapi gue masih mau banget loh ini jadi anak Wanadri :'D gue mau percaya kalo gue bisa dan gue pasti bisa. Gue tau gue sekarang culun lemah dan bodoh, tapi gue janji sama diri gue sendiri bahwa gue bakalan berubah jadi lebih baik, gue bakalan belajar, gue bakalan meningkatkan kemampuan fisik gue, gue bakalan belajar banyak hal, biar 2 tahun lagi gue bisa cukup pantes buat ikut pendidikan dasar wanadri (PDW). Gue mau, mau banget. Dan gue bakalan berusaha. Gue bakalan mempersiapkan diri gue biar 2 tahun lagi gue cukup pantes. Pantes. hal yang menyakitkan buat dibilang. karna gue ngga tau gue 'Pantes' atau engga. tapi gue mau pantes ! Sudahlah, tulisan ini pasti terlalu berbelit-belit karna gue sendiri ngga tau gimananyaaa. Intinya gue cuma bilang gue mau dan gue akan mengusahakan agar gue bisa pantes jadi anak Wanadri. Amin.

Dan lalu coba bayangin... tahun lalu, 2012, di PDGH Sisgahana gue dapet slyer, yang katanya merahnya itu darah luntur. Gimana kalo 2016, di PDW akhirnya gue dapet slyer oren itu, yang mungkin bukan cuma darah lagi. Dan seandainya gue bisa dapet itu, OMG ! Gue bahkan sekarang ga tau mau ngomong apa. Gimana kalo nanti gue beneran dapet. Ga kebayang gimana rasanya. Gue bahkan sekarang udah mau nangis ngebayanginnya. Dan gue bakalan dapet nama angkatan. Dan gue bakal dapet keluarga baru, abang-abang baru. Dan gue bakalan jadi bagian dari mereka. Sudahlah, jangan terlalu banyak menghayal. Belum tentu juga gue akan ngedapetin hal itu. Emang gue pantes? Emang gue bisa? Hahaha :'D

Ya Allaaahhhhhhh, lagi ngefans banget sama Wanadri. parah, di pikiran gue cuma ada 'Gue 2 tahun lagi harus dapetin slyer itu !' tapi gue bahkan ragu apa gue pantes, apa gue bisa, apa gue bakalan beneran dapet, atau ini cuma kepengen yang sementara, besok juga paling gue udah lupa kalo gue pernah pengen banget jadi anak Wanadri. ga tau ya, kita liat nanti. Biarin waktu juga yang nunjukkin seberapa besar keinginan gue buat jadi anak Wanadri. Dan kita liat 2 tahun lagi, apa gue bisa dan cukup pantas atau engga :'D

9 Mei 2014

Kuat

Kenapa ga cowo biasa aja sih? Yang kerjaannya ngampus, main sama temennya, paling parah mikirin tugas dari dosen. Yang waktunya jelas, tau pulang jam berapa, tau bakalan ngapain hari ini, besok, besoknya lagi juga. Yang kalo ga bales bbm bukan bikin khawatir tapi bikin kesel, Kenapa ngga yang kaya gitu?

Pacar aku BRIMOB, macem police special force. Awalnya aku pikir biasa aja. Pasti kuat lah aku. Pasti tahan deh aku. Ga bakalan banyak juga bedanya sama pacaran sama orang biasa, yang waktunya, jiwanya, raganya, hatinya belum dibeli siapapun, apalagi dibeli negara. Tapi ternyata beda, ga segampang itu.

Belom sebulan aku pacaran sama dianya. Namanya Tias Arifiandi Nugraha. Baru sadar betapa khawatirnya liat dia pake seragam. Baru sadar betapa bedanya dia kalo lagi kerja. Baru sadar betapa bahayanya kerjaan dia. Ga selalu bahaya, tapi ada saatnya dimana aku ngerasa kerjaan dia tuh deket2 sama maut. Ya aku tau mati tuhan yang nentuin, tapi........

Awalnya aku pikir kerjaan Brimob cuma timpuk-timpukan sama orang yang lagi demo, paling bantar gebuk-gebukan lah, atau jagain gedung-gedung kalo ada orang penting. Tapi apa? Beda ya. Kerjaan dia itu juga, yang lebih susah juga.

Baru mulai membiasakan diri :'D Ka Tias pernah kasih aku peluru dan cerita tentang peluru itu. Lemes dengernya. bener-bener lemes, mau nangis kali. Dan banyak hal lainnya yang sering bikin lemes. Misalnya minggu lalu waktu aku ke Sukamantri, macem camping ground gitu, nangis aku pagi-pagi denger kabar tentang kerjaan dia. Khawatir perasaan aku, tapi aku jauh, kontak dia aja ga bisa. Sedih. Nyiksa

Tau apa lagi yang bikin sedih? Banyak! Mana ada sih cewe yang mau pacarnya deket-deket sama teroris, bandar narkoba, mafia, dan banyak banget bad guy yang jahat banget. Gimana ngga khawatir? Ya Allah, gampang banget ya buat negative thinking. Kuat kuat! Harus percaya kalo dia bisa jaga diri dan ga bakalan kenapa-napa, Tuhan jaga orang baik kok.

Tapi tenaaang, aku bukan cewe yang gampang nyerah. Aku bakalan strong, aku bakalan taugh, aku bakalan loyal, aku bakalan faithful. Tapi aku masih belajar.

Aku mau jadi kuat buat dia, karna wanita, pasangan yang baik harusnya men-support pasangannya, mendukung, menguatkan bukan menyusahkan. Dan aku mau jadi cewe yang kaya gitu. Yang baik buat dia. Kan dibalik laki-laki sukses ada wanita hebat, nah aku mau jadi wanita hebat itu. Aku mau dan aku bisa, pasti bisa dan harus bisa. Tapi mungkin sekarang masih shock aja akunya. Semoga aku kuat ya