13 Februari 2014

Sejarah, Fakta atau Doktrin?

Saya merasa terganggu dengan sesuatu yang terjadi pada diri saya baru-baru ini. Dan saya yakin ini bukan hanya dialami oleh saya saja, tapi juga banyak orang lainnya.

Jadi, saya sedang ada dalam pekan ulangan awal semester minggu ini. Dan pada beberapa hari yang lalu, saya sedang belajar untuk ulangan sejarah, dan yang saya pelajari adalah mengenai reformasi dan munculnya orde baru. Topik yang sensitif, bukan? Berkenaan dengan banyaknya sejarah yang diyakini orang berlainan, malah kadang 180 derajat berbeda.

Jadi ini masalahnya, saya yakin bahwa tidak 100% apa yang saya pelajari di buku itu merupakan apa adanya yang terjadi. Saya tahu benar, bukan tidak mungkin apa yang ada di dalam buku pelajaran sejarah kelas 2 SMA adalah doktrin. 'Mereka' menulis apa yang mereka ingin kami, anak muda, ketahui. Doktrin, sekali lagi, belum tentu adalah fakta.

Bicara masalah Indonesia's former president kalo udah berhubungan sama orde baru, yap, Bapak Soeharto. Ada orang-orang di indonesia (mayoritas) memandang Soeharto sebagai presiden dan pemimpin yang hebat, dan sebagian lainnya beranggapan ia adalah orang yang sebenarnya 'jahat'. Kebetulan, kedua orang tua saya ada di kubu yang berbeda. Ayah saya cukup mengagumi beliau, dan ibu saya, well, jangan bahas tentang beliau jika tidak ingin melihat ibu saya menjabarkan betapa tidak sukanya ibu saya, dan berbagai macam kejelekan Soeharto.

Yang saya tahu, entah benar atau salah, pada jaman pemerintahannya, Indonesia kondisi ekonominya relatif lebih stabil, murahnya harga sembako, keamanan dalam negeri lebih terjaga, dll. Tapi, kabarnya juga pada jamannya, KKN tumbuh makmur, terjadi juga penjualan aset-aset dalam negeri, meningkatnya hutang negara, dll. Saya juga pernah mendengar bahwa pada jaman ia berkuasa, tidak ada yang namanya kebebasan pers, dan rakyat tidak bisa mengkritik pemerintah seperti yang bisa kita lakukan dengan bebas sekarang. Itukah artinya negara Demokrasi?

Saya tidak bermaksud memihak ke pihak manapun dalam tulisan ini, walaupun sebenarnya saya punya pandangan tersendiri, dan itu jelas bagi saya apakah Bapak Soeharto benar atau salah di mata saya. Tapi, saya berusaha membuat tulisan ini se-objektif mungkin.

Kembali ke ulangan sejarah saya, beserta buku pelajarannya. Saya tidak mengatakan bahwa buku pelajaran sejarah yang saya pelajari semua isinya hanyalah doktrin dan kebohongan, tapi saya juga tidak yakin 100% bahwa semua yang saya baca adalah fakta yang benar adanya. Mengapa saya perduli? Karena saya ingin mempelajari fakta, bukan apa yang orang lain mau saya ketahui. Indonesia adalah negara yang saya cintai, dan saya ingin mengetahui fakta, baik itu baik atau buruk, saya tidak perduli, saya tidak ingin memiliki pola pikir yang adalah hasil doktrin semata.

Dan jika, jika, saya mendengar sesuatu yang berhubungan dengan materi yang ada di ulangan sejarah saya, dan saya percayai sebagai fakta, apakah saya harus menjawab pertanyaan di kertas ulangan dengan apa yang saya baca di buku pelajaran, atau apa yang saya percayai?