31 Agustus 2014

Pelajarannya Adalah..

Adalah organisasi penjelajah alam di sman 70 jakarta. Sejenis ekstrakulikuler. Tapi bukan hanya sekedar ekstrakulikuler. Organisasi. Salahsatu hal paling baik yang terjadi pada hidup gue selama 17 tahun ini. Organisasi yang menyita sebagian besar waktu dan pikiran. Menguras tenaga dan mental. Tapi sampai saat ini gue masih berpikir kalo itu semua worth it, sisgahana worth my best.

Awalnya anak kelas satu sma biasa. Smpnya di daerah, tiba2 smanya masuk sma se-wow sma 70. Mengalami culture shock. Ga punya temen. Masuk sisgahana, bertahan selama pra-pendidikan. Disaat yang lain banyak yang give up di tengah jalan, masih terus berjuang sana temen2 yang bertahan. Ikut pendidikannya. Dapet banyak hal. Jadi lebih bisa beradaptasi. Punya lebih banyak temen.

Emang apa yang gue daperin di pdgh? Jujur, untuk gue pribadi banyak. Untuk ga nyerah karena semua hal pasti ada udahnya, semua penderitaan dan kesukaran akan ada akhirnya, dan kalo gue bisa menguatkan diri sendiri untuk bertahan, akhirnya pasti indah dan sepadan. Bahwa gue ternyata bisa jadi lebih dari apa yang gue kira, bahwa ga boleh meng-under-estimate diri sendiri. Bahwa hidup gue sangat indah dan gue harus sangat bersyukur. Bahwa pengambilan keputusan yang tepat dan cepat pada saat2 yang urgent itu penting, gue diajarkan untuk berpikir di kondisi yang buruk. Bahwa istilah setia kawan itu bukan klise, tapi nyata. Bahwa makanan dan air harus sangat dihargai. Saat lo masih sanggup berdiri artinya lo masih harus berjuang. Bahwa cowo pengecut itu ada. Dan masih banyak lagi.

Lalu setelah pendidikan, pelajaran belum selesai. Mulai belajar tentang keorganisasian, tentang manajemen, tentang bagaimana harus bersikap, dan banyak. Jadi pendidikan aja belum selesai, ada masa-masa siswa, sebelum pengambilan nomor registrasi pokok. Dapet banyak hal juga. Terutama manajemen diri dan kelompok dan keorganisasian. Yang ternyata sering kita sepelekan tapi penting, dan ga mudah pelajaran manajemen tuh. Susah prakteknya. Awalnya gue belajar dari kegagalan yang sangat besar, naik gunung pertama gue, ke gunung gede sangat berantakan dan itu ternyata sangat mempersulit perjalanan gue dan temen2. Istilahnya, naik gunung malah jadi menderita. Pukulan keras buat gue. Semenjak saat itu, gue dan temen2 gue selalu mengusahakan dan menyiapkan yang terbaik bahkan hingga untuk hal2 kecil, karena ternyata manajemen yang baik akan memberikan perjalanan terbaik.

Ada masanya jadi senior dan harus membuat pendidikan. Jadi senior ga mudah, karena visinya adalah membuat junior2 gue mendapatkan hal2 baik disini dan bisa jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Dan apa yang gue pelajari dari menjadi senior, buat tau tempat dimana harus bersikap gimana, bahwa gue ga boleh sombong, bahwa gue harus tetep selalu belajar, bahwa kita ga bisa membentuk seseorang seperti yang kita mau, hanya bisa membimbing. Dan yang gue dapetin dari bikin pendidikan jauh lebih banyak lagi. Bahwa gue harus memperjuangkan hal yang benar menurut gue. Bahwa pengambilan keputusan itu ga mudah. Bahwa kemampuan untuk meretorika dan argumen yang baik dan sehat itu penting. Bahwa kita tidak bisa membuat semua orang bahagia dengan keputusan kita, jalani yang dampak buruknya lebih kecil. Bahwa setelah debat dan diskusi, hasil keputusan bersama harus dijalankan dan dilindungi. Bahwa sebuah tim harus sangat kuat dan saling melengkapi. Bahwa selama masih satu visi, yang terpenting adalah tujuannya tercapai, bukan cara siapa yang digunakan untuk mencapainya.

Ada masa jadi badan pengurus harian setelah serah terima jabatan. Mengurus organisasi se-aktif ini dengan 4 orang pengurus inti sulit dan melelahkan. Tapi banyak pelajarannya juga. Bahwa birokrasi itu sulit dan menyulitkan kadang, disini diperlukan kecerdasan. Bahwa untuk pengambilan keputusan diperlukan pengetahuan mengenai masalah yang mendalam dan berbagi pikiran dengan orang yang tepat. Bahwa banyak orang yang sebenarnya tidak sepintar dan sehebat itu, mereka hanya menunjukkan seolah2 begitu. Bahwa berpolitik itu sangat menyebalkan tapi dibutuhkan. Lebih ke birokrasi dan politik sih yang didapetin pada masa-masa begini.

Gue baru mengenal sisgahana 2 tahun lebih, dan mungkin yang gue kenal sekarang baru kulitnya. Tapi yang gue dapetin udah sangat banyak. Gue ngerasa cara berpikir dan pola pandang gue banyak berubah. Gue mendapatkan hal2 baik dan menjadi lebih baik. Proses pendewasaan juga. Disini gue dibentuk. Dan gue bersyukur gue bertahan sama hal2 menyebalkan di sisga dan sekarang gue ngerasa itu bermanfaat.

26 Agustus 2014

pola-alop-pola-alop

Po-la pe-mi-ki-ran: sesuatu yg diterima seseorang dan dipakai sbg pedoman, sebagaimana diterimanya dr masyarakat sekelilingnya (kbbi)

Pola pikir menurut gua adalah ya cara orang berfikir, jalur jalur dalam otak seseorang gitulah. Kaya maze didalem otak. Ga deng. Entahlah apa. Dan pola pikir yang berkembang diperlukan dalam masa transisi remaja-dewasa. Kenapa? Karena ya emang itu harusnya jadi perubahan dari immature jadi mature. Kalo perkembangannya normal sih. Kalo ga normal ya immature sampe usianya menua. 

Sebenernya pada dasarnya pola pikir itu bukan hal yang sekali jadi, sekali diomongin pola pikir lo berubah total. Pola pikir pada dasarnya adalah penanaman sejak kecil, dan sebagian diantaranya bahkan yang ada di alam bawah sadar kita udah ada disana bahkan sejak entah kapan. Dan mulai berkembang sejak kita mulai bisa berfikir sendiri.

Dan menurut gue, pola pikir yang ideal adalah yang terbuka tapi punya prinsip mendasar yang kuat. Yang mau dengerin suara orang tapi punya suara sendiri. Yang berkembang luas ke segala penjuru tapi tetep tau batas. Yang dewasa sih. Yang bisa nyusun prioritasnya. Yang maju. Yang teguh. Yang hanya bisa dibatasi sama diri sendiri.

Itu kenapa kalo punya idola harusnya orang hebat, bukan entertainer. Karena saat kita mengidolakan seseorang, kita akan mau jadi seperti mereka, dan sedikit banyak akan meniru mereka. Jadi idolakanlah orang hebat dengan pola pikir super keren. 

19 Agustus 2014

Gue. Kangen. Parah.

Ahgila. Kampretnih ujian nasional. Secarik kertas tanpa arti. Nilai yang menentukan hal yang katanya penting, padahal biasa aja. Harusnya buat lulus sma tuh tesnya tes kejujuran, keikhlasan, loyalitas, gitu2 dah. Nilai dari mata pelajaran-mata pelajaran yang cuma segelintir materi dan teori dinilai lebih penting daripada kedewasaan, sikap dan pola pikir. Macam mana pola pendidikan seperti itu. Maju indonesiaku, maju, dalam 69 tahun kemerdekaanmu, jayalah ! Jangan jajah anak bangsamu sendiri dengan pemaksaan secara tidak langsung. Merdeka !

Garagara ujian nasional kampret itu, gue ga pulang pulang ke gunung lagiii. Syedih. Terakhir ke gunung juni, mungkin baru bisa ke gunung lagi april. Macam mana pula ini. Tak tahukah rindu membeludak? Lagi ngidam banget kesana deh. Sudah mulai penat dengan jakarta. Sudah mulai penat dengan tekanan. Sudah mulai penat dengan manusia.

Kangen sepatu yang kotor sama tanah. Kangen ngga mandi berhari-hari. Kangen bawa-bawa carrier isinya aqua 1,5 literx3 + tenda dan peralatan lain. Kangen kedinginan kalo malem-malem. Kangen makan indomie pagi-pagi dimasakin dinda sama sarita. Kangen menyapa dan disapa orang yang entah siapa. Kangen perasaan bahagia saat sampe ke pos berikutnya. Kangen perasaan "sumpah gue ga bakalan mau lagi naik gunung kampret" saat udah capeeeekkk banget dan ga sampe-sampe. Kangen pipis malem-malem bawa-bawa senter.

Dan itu semua adalah saat saat dimana gue sangat menikmati kesengsaraan. Saat dimana gue menghargai saat-saat sulit. Saat dimana gue akan sangat bersyukur atas apa yang gue jalani saat itu. Saat saat aneh. Kaya penderitaan yang manis. Dan disaat itu gue bisa bercermin, dan berpikir, dan memikirkan banyak hal.

Gue sampe saat ini jujur masih ga tau harus jawab apa kalo ditanya "lo ngapain naik gunung?". Tapi gue juga ngerti bahwa naik gunung itu berguna buat gue, entah gimana caranya, naik gunung itu ya menimbulkan perasaan damai, bikin bisa kenal diri sendiri, membuat gue bisa memikirkan banyak hal, memberi gue inspirasi buat tiba-tiba bikin quotes sok bijak, bisa kaya jadi pelarian juga. Tau deh gimana ngejelasinnya. Pokoknya ++++++ banget deh. Tapi gue masih mecoba mencari arti sebenarnya buat diri gue kok. Selalu. Dan gue entah kenapa kaya selalu pengen balik ke sana. Kangen.

Gue. Kangen. Parah.


11 Agustus 2014

...

Guess whudd? FINALLY ! Gue tau betul apa yang gue inginkan di masa mendatang. Satu jurusan yang gue idam-idamkan. Satu universitas yang gue idam-idamkan. Dan satu organisasi yang gue idam-idamkan. Ga perlu disebut. Yang kenal gue pasti tau.

Dan mimpi-mimpi itu gue simpen rapih buat nanti gue raih pada saatnya. Gue camkan ke diri gue sendiri bahwa ga ada yang lebih penting dari mimpi mimpi gue itu. Dan gue harus ngelakuin semua hal yang memang dibutuhkan buat ngedapetin mimpi-mimpi itu.

Pernah ngga lo se-kepengen-itu ngedapetin sesuatu sampe lo adrenalinnya meningkat terus. Energi yang dihasilkan hampir serupa sama energi positiv saat lo jatuh cinta, tapi yang ini beda. Mimpi mimpi yang selalu jadi penyemangat lo, pembangun. Dan saat lo mulai capek, yang harus lo lakuin cuma inget apa yang lo mau terus lo jadi tibatiba dibanjiri energi, bandang banjirnya. Keren kan.

Kadang emang ada saat saat dimana gue capek, males, lupa. Dan paling nyebelin adalah saat gue ragu. Saat gue takut. Saat gue bingung. Saat gue ga yakin kalo gue bisa dapetin mimpi-mimpi itu. Dan itu terjadi bukan cuma sekali-dua kali. Tau apa yang gue lakuin? Bercermin. Bilang sama diri gue sendiri, ingetin lagi apa mimpi-mimpinya, betapa berharganya, lalu nangis kejeerrrr banget sampe capek karena galau, di satu sisi ragu, di sisi lain sangat ingin.

Kadang gue ngerasa orang lain ga ada yang tau seberapa besar keinginan gue. Dan hal ini  ngebuat hal lain banyak yang jadi kurang penting di mata gue. Maaf. Gue bukan menghindari semua hal. Tapi dengan semua perasaan ini, dengan mimpi sebesar ini, gue takut, semangat, bingung, penuh ambisi, gue dengan pandangan yang beda, gue ga tau harus gimana bersikap jadinya. Maaf ya orang orang terdekat. Sayang ke kaliannya tetep sama. Tapi tolong ngerti, perasaan yang satu ini ga bisa dibendung.

Boleh minta doa? Boleh minta maaf? Kalo ada yang ga suka sama gue bilang, gampar, maki maki, hina, injek injek, gapapa deh, lakuin apapun sampe lo ngerasa ikhlas. Gue ga mau mimpi mimpi gue yang berharga ga kesampean cuma karena hubungan yang ngga baik sama orang lain. Gue minta maaf yang sedalam-dalamnya. Dan sekali lagi, oke, gue ikhlas kalo ada salahsatu diantara kalian yang merasa butuh bales dendam ke gue, yang penting ga ada hati-hati dendam yang merasa pernah gue sakiti.

Punya mimpi itu indah. Punya mimpi itu meyenangkan. Mewujudkannya ga gampang. Butuh perjuangan. Tapi inget, dapetinnya nanti akan jauh lebih menyenangkan. Jangan give up sama sesuatu yang beharga buat lo. #yolo

2 Agustus 2014

Yang-tak-dapat-tergambarkan

Pernah sempatkan lihat keatas pada waktu seperti ini?
Pernah mau tahu ada apa diatas sana?

Ada milyaran bintang bertaburan begitu saja

Tapi di langit Jakartaku,
Bintangnya hilang
Hampir selalu tak ada
Entah pergi kemana atau tertutup apa
Tapi bintangnya tak kelihatan

Kadang pandanganku tersamarkan
Apakah itu pesawat atau bintang?
Lampu lampu tinggi disana seperti bintang
Mereka serupa walau kalah indah
Apa itu yang buat bintangnya hilang?
Mereka malu
Mereka tak mau bersaing

Dan lalu aku ingat
Aku pernah lihat bintang bintang yang begitu cerah
Bintang bintang yang terangnya berkilau
Bintang bintang yang cahayanya menyilaukan
Bintang bintang yang tak tergantikan lampu kota manapun
Bintang bintang yang penuh sejauh mata memandang
Bintang bintang yang membuat siapapun terpana
Bintang bintang yang..
Bintang bintang yang indahnya tak bisa dituliskan, digambarkan, bahkan dibawa dalam foto
Bintang bintang yang harus dilihat siapapun sebelum ia mati

Keindahan yang tak tergambarkan
Keindahan yang tak bisa dibayangkan mereka yang tak pernagh merasakannya
Tak merasa rugikah mereka tak pernah melihat hal seindah itu?
Kadang aku membayangkan,
Apa mereka yang lahir, tinggal dan besar di kota besar pernah tahu itu ada?
Mereka yang hidup terlalu hingar di bawah lampu kota
Apa mereka tahu ada yang lebih indah dari lampu lampu yang mereka sebut indah?

Dan aku merindukannya
Merindukannya begitu dalam
Menginginkannya begitu kuat
Bintang bintang di-bukan-Jakarta
Langit indah di tempat tempat jauh dari kota
Tempat tempat tanpa lampu kota
Tanpa listrik, juga tanpa peradaban
Tapi penuh bintang
Dan itu cukup bagiku

Tuhan, aku rindu.
Tuhan, bawa aku kesana.