26 September 2018

I just don't know what to do. I can't win this battle. There’s nothing I can do to make it feel less-painfull. It hurt me so bad. But I know other choice is gonna make me feel worse. I want to save myself.I need to save myself. But how?

16 September 2018

Aisyah kadang bahagia sama diri Aisyah yang sedang patah hati - karena jadi produktif nulis. Agar Aisyah di masa depan bisa menertawakan, dan bisa jadi perempuan kuat karena dia tau apa yang sudah dia lalui..

Aisyah pernah PDW, jadi setidaknya Aisyah tau bisa sekuat apa aisyah secara fisik dan mental. Aisyah tau bahwa Aisyah ga akan mati, dan segala kesulitan akan berakhir. Itu namanya faith. Aisyah bisa mengalahkan diri Aisyah disaat terpaksa, tapi dalam kehidupan sehari-hari, rasanya Aisyah masih gagal. Karena ternyata PDW adalah hal yang paling mudah, yang sulit adalah hidup yang benar-benar hidup, dengan bahagia dan tanpa penyesalan.

Aisyah sedang berusaha lagi menemukan, dan mengejar apa yang Aisyah sudah relakan. Karena ternyata hal yang Aisyah kejar belum tentu juga bisa Aisyah dapatkan. He he. Aisyah mau bilang lagi bahwa, please Aisyah jangan lupa pagi untuk jadi diri sendiri dan kerja untuk diri sendiri, usaha untuk diri sendiri. 

Lucu, hidup dengan patah hati padahal bukan abis diputusin.

Aisyah bingung, dan bertanya, salah satu bagian dari mencintai adalah percaya, merelakan hati, memberikan segenap hati dan kepercayaan, berani menjadi rapuh. Aisyah awalnya takut untuk jadi rapuh karena sayang sama orang, ketika Aisyah mulai sayang beneran sama orang, Aisyah bilang Aisyah ga mau jadi rapuh. Lalu Aisyah belajar bahwa ga boleh kaya gitu, Aisyah harus merelakan, rela untuk jadi rapuh dan membuka hati, seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Lalu tanpa Aisyah sadar, Aisyah jadi terlalu terikat dan malah kehilangan diri Aisyah sendiri. Hal yang Aisyah dulu takutkan terjadi, Aisyah ga bisa jadi mandiri dan Aisyah menggantungkan kebahagiannya pada orang lain. Jadi, yang benar itu harus gimana? Mungkinkah bisa mencintai sepenuh hati tanpa kehilangan diri sendiri? Atau pada akhirnya kita semua harus merelakan kehilangan diri sendiri?

Trims

15 September 2018

Mantra Mantra - from My Eyes

Kunto Aji ngeluarin album kedua, namanya Mantra Mantra. And I'm kinda addicted to it.

#1 - Sulung
Mungkin ini seperti pengingat, buat Aisyah dan untuk semua orang, "Relakanlah yang tak seharusnya untukmu.." berulang-ulang. Aisyah sedih, gimana caranya bisa rela, Mas Kun? Bukan pengingat, ini pembuka. Kaya Al-Fatihah.  Mas Kun, padahal ini dua kalimat doang tapi kenapa menghujam jantung begini?

#2 - Rancang Rencana
Aisyah ga tahu ini tentang apa.. kaya laki-lakinya mau pergi, atau sudah pergi. Untuk ambisinya. Tapi dia berharap perempuannya mau nunggu, dan ngga berubah. Iya bukan sih, Mas Kun? Aisyah denger ini mau nangis masa. Kaya.. Bahagia deh kalau ada laki-laki yang secinta ini. Aisyah sedih, Aisyah dulu pikir apakah Tias sudah selesai dengan ambisinya, sehingga akhirnya mau menikahi Aisyah. Aisyah ga mau dikesampingkan.

#3 - Pilu Membiru
Percaya ngga kalau Aisyah pikir ini lagu yang dinyanyikan setelah mereka putus. Mungkin perempuannya ngga kuat nungguin, lalu mereka memutuskan untuk menyudahi. Lalu mereka bertemu lagi, masih sesayang itu laki-laki ini. Sedih juga. Kepotek hati adek bang. Aisyah ngerasa setulus ini woy laki-laki ini. Ini sudah tidak sehat, menaikan ekspektasi perempuan bahwa ada laki-laki seperti ini.

#4 - Topik Semalam
Tentang dia berusaha meyakinkan perempuannya bahwa dia pada akhirnya akan bahagia. Tapi perempuannya harus sabar, bertahan. Dan Aisyah sedih.. Aisyah setiap hari rasanya pengen nanyain kepastian menikah ke tias. Aisyah pengen bilang banget, "Mau mau, engga engga." Aisyah ga mau mas dinikahin lama-lama. Aisyah ga yakin apakah Aisyah mau nungguin kamu. Seandainya kamu ga mau nikahin Aisyah segera, Aisyah mau minta dilepaskan saja mas. Aisyah bingung, Aisyah tau Aisyah akan bahagia sama kamu, ga ada hal yang lebih membahagiakan untuk Aisyah. Mas, udah 2 tahun lalu loh aku di lamar.. Mas Aisyah mau kepastian. Tapi Aisyah mencoba ngerti berapa banyaknya beban tanggung jawab kamu, Aisyah mau kasih kamu waktu buat mikir, Mas. Atau Aisyah pikir baiknya kamu selesaikan segala ambisi dan tanggung jawab kamu, kamu lamar Aisyah lagi. Aisyah ga mau nungguin kamu, sementara Aisyah disini cuma nungguin kamu. Aisyah mau pergi aja rasanya, kabur. 

Oke mungkin lagu ini yang bikin baper. Dan nulis ini sampe nangis woy. Kayaknya abis selesai nulis ini mau nangis sampe tidur aja ngulang-ngulang lagu ini.

#5 - Rehat
"Tenangkan hati, semua ini bukan salahmu. Jangan berhenti, yang kau takutkan takkan terjadi. Yang dicari hilang, yang dikejar lari, yang ditunggu, yang diharap, biarkanlah semesta bekerja untukmu." Maksud lagu ini apa? Setelah bikin nangis-nangis karena lagu sebelumnya, lalu apa ini penenang? Apa lagu ini seharusnya menjadi penenang, jawaban atas lagu sebelumnya. Tapi malah sedih ya Aisyah dibilangin tenangkan hati. Mungkin menjawab juga ketakutan mengenai ketidakpastian di lagu sebelumnya? #sotoy

Oke, lagu ini adalah lagu bikin baper peringkat dua.

#6 - Jakarta Jakarta
Abis nangis, ga ngerti. Mungkin ini laki-lakinya mau pulang ke Jakarta, atau malah dia lagi merantau di Jakarta? Ga ngerti. Mungkin ini akhirnya menceritakan bahwa sebenernya laki-lakinya juga rindu, tapi dia harus setrong #sotoy. Ga ngerti saya. Kalau versi love story sotoy yang Aisyah bikin berdasarkan album ini, ini ceritanya adalah versi laki-lakinya masih merantau, mungkin putus makanya dia merasa sepi.

#7 - Konon Katanya
Mereka udah putus, terus hidup masing-masing. Perempuannya terus sibuk dengan dirinya sendiri, kerja mungkin, mengejar materi. Dia jadi perempuan yang hidupnya membosankan, entah dengan studinya atau pekerjaannya deng. Laki-lakinya pulang, terus sok heroik gitu mau membuat hidup perempuan ini jadi berwarna lagi. Kasian perempuan ini mungkin dia begitu karena dipatahkan hatinya di beberapa lagu sebelum ini. Aisyah ga mau jadi perempuan itu, tapi sok-sokan related, ngebayangin kalau ngga sama Tias Aisyah pasti sakit hati terus bisa apa Aisyah selain kerja keras untuk diri sendiri, dengan hidup yang gitu-gitu aja. 

#8 - Saudade
Saudade ternyat artinya kerinduan dalam bahasa portugis (kurang lebih). Sok bijak. Mungkin ini disaat ketika mereka sudah kembali, dengan menjadi manusia yang dua-duanya lebih dewasa. Mereka akhirnya ngga kembali, dan laki-laki ini merasakan perempuan itu adalah saudade, bagian yang hilang dari dia. "Serap, serap yang baik untukmu." Kayaknya akhirnya mereka ga balikan deh, tapi laki-laki itu sekana menyampaikan bahwa ia akan selalu bisa jadi tempat pulang bagi si perempuan. Dan dia mendoakan yang baik-baik bagi perempuan itu. Ini kaya lagu putus yang nggak sok imut, yang putus dengan penuh kedewasaan. Tapi tetep sesedih itu. Kehilangan sedalam itu tapi masih bisa menawarkan rumah untuk pulang. Mas Kun, emang yang kaya gini mungkin? 

#9 - Bungsu
Setelah melalui naik turun dalam hubungan yang complicated ini, maka disimpulkanlah.. "Relakanlah yang tak seharusnya untukmu." Mungkin laki-laki ini mencoba membesarkan hatinya sendiri, dengan menyuruh dirinya mencukupkan kenangan/ ikatannya. Dan kalimat penutup yang baik, "yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri." Mungkin pengingat, bagi Aisyah bahwa kadang kita kehilangan diri sendiri dengan mengejar hal yang menyakitkan yang memang bukan tuhan takdirkan untuk kita. Jaga diri. Jaga hati, Ai. Semoga semuanya akhirnya indah ya Aisyah

13 September 2018

Tawakal

beberapa bulan ke belakang, setahun kebelakang mungkin, sejak berusia 20tahun-an saya merasa menajdi diri saya yang berbeda. yang tidak memiliki semangat menggebu-gebu seperti sedia kala. tidak lagi menjadi naif dengan ingin merubah dunia, saya hanya ingin bertahan hidup. survive, tanpa menjadi terbelakang atau tertinggal. saya merasa tidak seceria, sebahagia sebelumnya. mungkin memang saya memilih untuk tidak berbahagia dan tidak berbaik hati. saya bahkan tidak membentuk ikatan emosional dengan banyak orang.

karena saya merasa, kadang, seringkali hidup tidak sesuai dengan yang saya harapkan. teman-teman saya, tias, bahkan orang tua dan keluarga saya. jadi saya berhenti berharap pada siapapun, saya berusaha untuk berhenti berharap pada manusia. dan sayangnya, mungkin dalam banyak hal saya terlalu banyak berharap kepada tias. berharap tias akan menyelamatkan saya dari kehidupan yang tidak bahagia ini. berharap pada saatnya nanti saya hanya perlu memikirkan untuk berbakti kepada tias dan bekerja keras untuk anak saya. 

mungkin saya lupa menyerahkan ini semua kepada tuhan. di 6 bulan sebelum pernikahan ini, mungkin tuhan bilang belum saatnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan. mungkin memang tuhan belum merestui saya menikah. saya tadinya pikir, setelah kuliah selesai, saya tidak harus menghadapi dunia sendiri karena saya akan memiliki pelindung, memiliki rumah untuk kembali. tapi nampaknya tuhan ingin saya tidak terlena pada angan-angan kenyamanan.

mungkin tuhan ingin saya berfokus pada diri saya dulu, menjadi manusia yang baik sebelum berumah tangga. berkelana lagi sebelum akhirnya menikah. saya sempat berpikir untuk tidak bekerja sementara waktu, menggantungkan diri beberapa saat pada orang lain, dengan tanggung jawab memasak, mencuci dan membersihkan rumah, bukan belajar atau mencari uang. mungkin ini cara tuhan memperingatkan saya agar bagaimanapun keadaan saya nanti, terlepas dari harapan saya, saya harus bertanggungjawab pada diri saya sendiri, bisa makan sendiri, tanpa menunggu diberi oleh orang tua atau calon suami nanti.

entah saya harus menangis dan meminta tuhan mengabulkan doa saya, atau berterimakasih atas apa yang telah tuhan berikan pada saya, pengingat bahwa saya harus menjadi perempuan yang mandiri sebelum akhirnya benar-benar ada yang meminang, dan bahwa saya kurang berserah diri kepada tuhan. terlalu banyak harapan saya yang saya minta tuhan kabulkan, kadang saya lupa bahwa pada akhirnya tidak semuanya tergantung saya.

tuhan, saya bersedih hati. tuhan saya gundah. tapi saya tahu bahwa engkau akan menunjukkan jalannya. jika satu pintu tertutup, saya tahu tuhan bahwa engkau akan memberikan jalan lain. bismillah

4 September 2018

kalau nanti aku menikah dengan tias, atau kalau nanti aku putus lalu menikah dengan orang lain, aku mau diriku di masa depan membaca ini.

entah bagaimana, beberapa bulan sebelum menikah ini ada aja cobaannya. berantem terus. kaya yang tidak bisa bahagia, entah karena aku yang marah marah terus atau karena tias menyalahkan aku lalu aku merasa bersalah, padahal mungkin dia yang salah.

tias bohong, dua kali. sepele. tias pergi, dan ada perempuannya, lalu dia ngga bilang. aku marah. pantas? atau lebay? lalu aku cemburu, wajar kan sebagai wanita? lalu di kesalahan pertama, aku minta tias unfollow instagram perempuan itu, tias ngga mau, sampai tias bilang gapapa kalau aku mau udahan. aku ga tau tias ga tau atau ga mau tau, bahwa permasalahannya adalah dia lebih memilih menjaga perasaan perempuan yang entah siapa di banding perasaan calon istrinya. lalu yang kedua baru aja, nama perempuannya Sonia. polisi. perek. maaf aku bicara kasar.

tapi aku akhirnya baikan setelah masalah pertama, aku pikir pernikahan aku dan tias lebih penting di bandingkan dengan hal sepele. lalu tias mengulang kesalahan yang sama, entah kenapa. dan aku takut tias mengulangi hal yang sama ketiga, keempat dan ke lima kalinya.

terakhir di masalah pertama, tias bahas bahas soal aku pernah dekat dengan laki-laki di semester awal kuliah. aku bukan orang suci, aku mengakui aku salah. dan aku benar benar menyesal. kemudian aku tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama, karena itu yang seharusnya dilakukan setelah meminta maaf. dan andai alasanku untuk dekat waktu itu penting, dulu aku menyukainya karena dia mengatakan aku cantik, setiap hari. yang mana sebelumnya, tias tidak pernah sekalipun mengatakan aku cantik. sesederhana orang itu tidak pernah mengatakan aku jelek atau bodoh, tidak pernah menghinaku. semu, tapi penting ku rasa bagi seorang wanita.

instagramnya perempuan semua, aku berusaha tidak marah. dia menghapus dm dari perempuan yang tidak tahu apa, aku tidak marah. tias sering mengatakan "tapi sejak pacaran aku ga pernah megang tangan perempuan lain." sayang, kasih itu bukan hanya soal memegang tangan. tapi siapa perempuan yang ingin kau ajak berkeluh kesah ketika kau gundah, apakah perempuan itu masih aku?

aku bukan orang suci.
tapi aku tidak pernah sekalipun lagi menyukai laki-laki lain 

dan sekarang aku bingung, apakah ini cobaan? atau apakah ini Tuhan sedang memperingatkan aku dan kamu bahwa kita memang tidak seharusnya bersama.

seandainya kamu bahagia dengan yang lain mas, seandainya kamu sudah lelah bertengkar denganku, seandainya ada perempuan yang lebih membuat kamu bahagia, maka kamu tidak pantas lagi untuk menikahiku. jangan. jangan berani beraninya meminta aku pada ayahku jika aku bukan perempuan yang ingin kamu jaga hingga kamumati. aku mencintaimu, sepenuhnya, setulusnya, selalu, bahkan disaat aku galau. tapi aku punya harga diri dan kebanggaan. jika kamu tidak bisa menghargaiku, maka aku lebih baik sendiri.

aku akan mengizinkan kamu pergi dengan perempuan manapun, selama ia adalah temanmu, dan kamu tidak akan mencium dan memeluknya di akhir hari. tapi kamu memilih untuk berbohong, dua kali, atau entah berapa kali tuhan yang tahu.

aku sedih, tapi aku punya harga diri. aku tidak akan mengemis kedua kali untuk orang yang aku cintai. ketahuilah bahwa selama ini aku percaya bahwa kamu akan menjagaku, dan menyayangiku. dan aku masih percaya. tapi apakah aku masih perempuan yang membuatmu bahagia?

3 September 2018

ingin menulis, sedikit.. sebelum nanti akhirnya menulis dengan jelas.

menikah adalah hal yang sulit, andai mereka semua bisa mengerti. lucu ngga sih kalau aku sangat sangat sangat ingin menikah dan tinggal bersama, tapi aku takut. aku takut nanti aku menyalahkan tuhan atas pilihan yang telah aku ambil jika hidupku tidak berjalan sesuai rencana.

andai aku adalah perempuan di pedalaman yang menikah merupakan satu satunya pilihanku. yang pengabdian adalah seluruh hidupku.

andai aku bukan perempuan.

andai aku bukan perempuan merdeka.

andai aku perempuan berpikiran sempit.

andai aku manusia yang penuh kepasrahan.

andai aku tidak harus memilih apapun.

andai aku tidak tahu bahwa wanita dapat menjadi apapun selain seorang istri.

andai semua orang lain tidak menanyakan kapan aku menikah.

andai mereka membiarkan aku memilih untuk diriku sendiri, kapan, dimana, bagaimana.

andai aku manusia bebas yang sebebas-bebasnya.

andai aku merdeka semerdeka-merdekanya.

andai aku bisa melangkah melampaui norma dan kebudayaan.

andai aku bisa tinggal selain disini.

andai aku dilahirkan kembali.

andai aku tidak punya agama.

andai mereka semua bisa mengerti.