26 Desember 2014
16 Desember 2014
13 Desember 2014
Sesederhana Berlari
Run, sound similiar to fun. I do run sometimes.
Lari. Adalah hal yang menyenangkan buat gue. Keringetan. Lengket. Tapi happy ! Saat lagi kesel dan pengen mukulin orang, lari kadang bisa jadi pelampiasan lain yang lebih sehat. Sebenernya bukan lari sih, gue ga bisa lari-akan dijelaskan kemudian-, jadi yang kadang gue lakukan adalah jogging. Kemampuan gue untuk berlari masih sangat standar, 30-45 menit saja. Sejam bisa. Namanya juga manusia ya, suka manjain diri sendiri padahal bisa lebih dari itu.
Gue bukan 'runner' kaya yang lagi ngetrend itu. Yang ikut 5k, 10k, apalah itu. Yang ikut color run, sound run, light run, and many more. Gue bukan lari karena itu trend, gue suka lari sejak smp kelas 2 yang gue inget, which is 4-5 tahun yang lalu dan saat itu lari bukan trend. Entah kenapa orang2 norak sama yang namanya lari. Lari mah lari aja kan ya. Jadi jangan samakan. Gue. Ga. Suka. Disamain. Lalu bagaimana cara gue berlari? Pulang sekolah lari aja muterin lapangan softball, beberapa putaran sih paling 10-20 putaran, standar.
Menurut pengamatan, pemikiran, dan perenungan gue, ada 2 tipe orang dalam berlari. Fine, mungkin tiga. Yang pertama, orang yang memotivasi dirinya dengan kata-kata, "Ayo, lima putaran lagi." Dan tipe kedua adalah orang yang memotivasi dirinya dengan kata-kata, "Ayo, udah lima putaran." Terdengar mirip? Tapi beda. Mirip sama perbedaan antara gelas setengah penuh atau setengah kosong. Dan gue pribadi, adalah tipe orang yang 'berapa putaran lagi'. Tipe yang ketiga adalah orang-orang dengan pikiran "Anjing dah. Ah gila jauh banget. Parag. Kapan selesainya ini. Capek. Dipikir kaga capek apa lari begini."
Kenapa lari? Karena sebenarnya lari mengajarkan tentang banyak hal, sama halnya dengan naik gunung. Bukan lari atau naik gunungnya, tapi pelajaran yang bisa diambil dibalik itu semua. Sama halnya seperti gunung-gunung yang tinggi telah mengajar kita tentang keindahan hidup di alam terbuka. Tebing-tebing yang curam telah mengajar kita, tentang keberanian dan keteguhan hati. Dan hutan rimba yang lebat telah mengajar kita, tentang kerendahan hati dan kepedulian. (Dikutip dari mars Wanadri).
Lari adalah hal paling sederhana yang mengajarkan gue untuk always push my limits. Ga berhenti gitu aja kalo udah capek. Kadang, kalo lagi bener, gue punya motto "selama masih bisa berdiri artinya masih bisa lari." Klise, tapi bisa jadi spirit booster. Paling males kalo lagi ngelatih di pecinta alam sma gue, terus juniornya manja waktu disuruh lari. Dikit-dikit bilang capek, dikit-dikit jalan, dikit-dikit istirahat. Pengen gue jorokin ke semak belukar rasanya. Manja disaat yang tidak tepat.
Lari juga lah yang mengajarkan gue buat ga nyerah sama keadaan. Gue suka lari, gue suka outdoor activity, dan gue asma. Asma kadang ngebuat gue harus berhenti karena udah ga bisa push my limits lebih jauh lagi karena kalo gue ngelakuin itu adanya jadi ga bisa napas beneran. Bukan jarang, bahkan hampir selalu, abis lari asmanya kambuh, dan itu menyakitkan. Saat belom terbiasa sama hal itu, rasanya panik. Ya gimana engga, udah tarik napas sedalem apapun, udaranya ga ada yang masuk. Sampe sekarang masih kadang panik sih, tapi sidah bisa lebih dikendalikan paniknya. Fulu gue ga bisa lari tanpa Ventholin. Menyedihkan. Penyakitan. Ada saat dimana gue marah dan menyalahkan keadaan. Lalu kemudian gue sadar, tuhan cuma mau gue berusaha lebih keras dari yang lain, lari lebih jauh dari yang lain, dan itu yang selalu gue lakuin agar gue bisa menyetarai kemampuan mereka.
Lari juga lah yang nunjukkin beneran bahwa mendingan pelan tapi jauh daripada cepet tapi deket. Karena dengan begitu kita bisa mencapai titik yang lebih jauh. Kita bisa mencapai hal yang kita pernah pikir ga bakalan bisa kita sentuh.
Dan hidup itu sesederhana berlari. Kita ga bakalan pernah sampe ke tujuan kita kalo berhenti. Dan berhenti atau terus lari juga adalah pilihan. Have a great day !
1 Desember 2014
30 November 2014
11 November 2014
Kamu - Dia - Kekasihnya
Kamu adalah pelanginya
Tapi bukan langitnya
Kamu adalah embunnya
Tapi bukan paginya
Bersediakah kamu di posisi itu?
Kamu kesayangannya, tapi bukan kekasihnya
Kamu dan dia mengetahui itu
Bahkan kekasihnya mengetahui itu
Kekasih yang benar benar ia cintai
Dia tak mencintaimu
Tak pernah benar mencintaimu
Iya, semua orang tahu
Dia memanjakanmu
Dia mengucapkan kata kata cinta
Dia membuatmu merasa istimewa
Tapi tetap kamu bukan kekasihnya
Dan kamu menerima keadaan itu
Hingga titik jenuhnya berlalu
Lalu dia kembali pada kekasihnya
Dan kamu hanya bisa menangis
5 November 2014
20 Oktober 2014
13 Oktober 2014
7 Oktober 2014
5 Oktober 2014
Bara Api
Ada bara api setelah api pada kayu. Kayu yang buat apinya menyala. Setelah apinya mati, kayu berubah jadi arang. Arang tetap menyala, bara api tetap ada. Kalau nanti ada angin, arangnya bisa membuat api baru. Tapi ada saat dimana bara apinya benar-benar mati, bukan dalam waktu yang singkat memang, tapi ada saat dimana bara apinya akan beneran mati. Dan disaat itu baru kita bisa bikin api yang baru. Sekian.
Terjemahan:
Gimana kalau api adalah ibarat dari cinta, kayu adalah ibarat dari hati, dan bara api dan arang adalah ibarat dari kenangan, angin adalah ibarat flashback, atau apapun yang ngebawa lagi kenangan lama.
Masih ga ngerti?
Yang namanya cinta itu bakalan ninggalin bekas. Jangan coba untuk menyangkal, karena itu memang benar. Itu kenapa kadang orang belom move on setelah putus. Dan ada orang yang sadar atau ga sadar dia belom move on. Buat yang ga sadar dan ga mengakui, itu bahaya. Karena akan mudah untuk memunculkan perasaan yang dulu ada saat belom move on, hanya butuh satu momment. Dan hati yang belom move on ga bakalan bisa diisi dengan cinta yang baru buat orang lain sepenuhnya ya kalo belom move on. Yang kasian adalah pacar berikutnya karena ga bakalan bisa milikin hatinya sepenuhnya. Dan itu akan sangat menyakitkan dan ga adil.
Sekian
Sekian
4 Oktober 2014
28 September 2014
Selamat Malam
Selamat malam. Selamat menemaniku menghabiskan segelas kopi lagi di bawah cahaya bulan yang canggung. Menghabiskan lagi malam yang cepat berlalu.
Selamat malam. Selamat menemaniku lagi. Mendengarkan setiap desiran angin, setiap suara daun daun jatuh, setiap suara air yang menetes dari rumput ke tanah. Harmoni tanpa suara. Kebisingan akan kesunyian.
Mari, duduk di kusen jendela lantai dua. Bersatu dengan malam, melebur dengan gelap. Biarkan saja lampunya mati. Kita punya cahaya bulan.
Menghitung detik menuju hari yang baru. Karena besok, setelah tengah malam, sudah tepat 365 hari. Iya, satu tahun. Tepat satu tahun sejak kamu bilang kamu akan pergi.
Seakan baru berlalu, begitu nyata. Indah Senyummu. Suara tawamu. Sentuhan kulitmu. Genggaman tanganmu. Hangat Pelukmu.
Iya, hari berlalu tanpa pernah lagi aku rasakan semuanya. Dan sekarang, satu hari lagi berlalu. Kamu masih tak ada disini.
Selamat malam. Selamat menemaniku lagi, meskipun kamu hanya ada dalam bayangku.
22 September 2014
Wan...
001
Iya, memang iya
Kita berdiri di tempat yang sama
Tidak, tapi tidak
Kita tak bisa jadi sama
002
Tetap tidak bisa setara
003
Kita tidak akan setara
Sebelum aku bisa berdiri persis ditempatmu
Sebelum aku merasakan yang kamu rasakan
Sebelum aku menjalani yang kamu jalani
Sebelum aku melalui yang kamu lalui
004
Air mata jadi doa
Peluh jadi bukti
Kulit kulit terbakar
005
Adalah bagaimana
Bagaimana untuk bertahan dalam lelah, dalam sukar, dalam keputusasaan, dalam lemah, dalam rendah, dalam tekanan, dalam rapuh, dalam derita
006
Dan aku mau
Aku bersedia
Aku akan melakukan segalanya, apapun
Untuk berdiri ditempatmu berdiri
Untuk jadi setara denganmu
007
Wanadri
19 September 2014
Ada seseorang yang sangat menginspirasi gue. Yang sangat gue kagumi. Dan makin banyak yang gue tau tentang dia, makin dia ngebuka dirinya, makin dia mengutarakan pikirannya, makin lama..gue makin kagum. Dan gue super cinta sama dia. Gue jatuh cinta sama karakternya. Gue jatuh cinta sama cara dia berfikir. Gue jatuh cinta sama cara dia memandang sesuatu. Dia sangat hebat di mata gue.
Gue ga tau banyak. Dia hebat dalam menyimpan untuk dirinya sendiri siapa dia dan pemikirannya. Dia hebat dalam membuat tembok tebal yang ngebuat orang lain ga bisa nyentuh dia. Dia membuat orang lain cuma bisa ngeliat dia sebatas yang dia izinkan. Dia susah ditembus. Dia complicated. Gue mengagumi dia sejak awal. Gue tau dia orang hebat. Gue tau gue harus banyak belajar dari dia. Gue tau dia orang yang pemikirannya patut dikagumi. Gue tau dia orang yang sifatnya patut dicontoh. Gue tau dia orang yang pantad untuk jadi panutan.
Dia tau apa yang penting ga penting buat dirinya. Dia tau apa prioritasnya. Dia tau siapa dirinya. Dia tau apa yang harus dan akan dia lakukan. Dia super keren. Bisa ngebedain hal penting ga penting dan mau mengamalkannya sesuai dengan seharusnya itu super keren. Dia mengagumkan karena dia orang baik. Karena dia apa adanya. Dia jujur. Dia cerdas. Dia pekerja keras. Dia ambisius. Dia tidak sombong. Karena dia adalah dia.
He ever said, paling gue kaya anak anak sma lain yang kagum, ngefans sama dia terus yaudah. Jadi kaya yang norak norak gitu alay carmuk lah gelendotan lah sama dia. Terus yaudah. Well baby, i'm not that kind of girl.
Okefix gue ngefans. Okefix gue mau jadi sehebat dia
17 September 2014
Gimana Rasanya?
Kadang membayangkan
Rasanya pipinya panas karena tangan orang
Rasanya diteriakteriakin sepanjang hari
Rasanya bangun pagi buta ngelawan dingin
Rasanya makan ga tenang diburuburu
Rasanya kangen sama makanan rumah biasa
Rasanya bawa carrier 15 kilo kemanamana
Rasanya long march super jauh
Rasanya ngerangkak di lumpur
Rasanya nahan sakit karena kaki lecet
Rasanya ngeliat orang enakenakan waktu kita disiksa
Rasanya bangun pagi dan sadar hari masih panjang
Rasanya menghitung hari hingga hari kebanggaan tiba
Rasanya memperjuangkan sesuatu seserius itu
Rasanya pengen pulang tapi ga mau nyerah
Rasanya jadi tuan putri
12 September 2014
31 Agustus 2014
26 Agustus 2014
pola-alop-pola-alop
Po-la pe-mi-ki-ran: sesuatu yg diterima seseorang dan dipakai sbg pedoman, sebagaimana diterimanya dr masyarakat sekelilingnya (kbbi)
Pola pikir menurut gua adalah ya cara orang berfikir, jalur jalur dalam otak seseorang gitulah. Kaya maze didalem otak. Ga deng. Entahlah apa. Dan pola pikir yang berkembang diperlukan dalam masa transisi remaja-dewasa. Kenapa? Karena ya emang itu harusnya jadi perubahan dari immature jadi mature. Kalo perkembangannya normal sih. Kalo ga normal ya immature sampe usianya menua.
Sebenernya pada dasarnya pola pikir itu bukan hal yang sekali jadi, sekali diomongin pola pikir lo berubah total. Pola pikir pada dasarnya adalah penanaman sejak kecil, dan sebagian diantaranya bahkan yang ada di alam bawah sadar kita udah ada disana bahkan sejak entah kapan. Dan mulai berkembang sejak kita mulai bisa berfikir sendiri.
Dan menurut gue, pola pikir yang ideal adalah yang terbuka tapi punya prinsip mendasar yang kuat. Yang mau dengerin suara orang tapi punya suara sendiri. Yang berkembang luas ke segala penjuru tapi tetep tau batas. Yang dewasa sih. Yang bisa nyusun prioritasnya. Yang maju. Yang teguh. Yang hanya bisa dibatasi sama diri sendiri.
Itu kenapa kalo punya idola harusnya orang hebat, bukan entertainer. Karena saat kita mengidolakan seseorang, kita akan mau jadi seperti mereka, dan sedikit banyak akan meniru mereka. Jadi idolakanlah orang hebat dengan pola pikir super keren.
19 Agustus 2014
11 Agustus 2014
2 Agustus 2014
Langganan:
Postingan (Atom)