17 Oktober 2016

Purnama di Rawa

Sejak 30 Desember 2012, purnama adalah hal yang istimewa untuk saya. Karena setiap purnama, kami merayakan hari lahirnya Chandra Purnama, sebuah angkatan yang terdiri dari 5 orang wanita dan 2 orang laki-laki. Setiap purnama bagi saya mengingatkan betapa berartinya sebuah perjuangan, dan berartinya beberapa teman yang selalu ada, bahkan pada masa-masa tersulit. Kami selalu merayakan setiap purnama, sejak masih sekolah, bagaimana kami memandang indahnya bersama di Bulungan, sampai saat ini kami memandang purnama dari 4 tempat berbeda. Tapi purnama ke 44 terasa berbeda...

Hari sudah petang dan kami masih berjalan dalam satu barisan di pematang-pematang itu. Rawa-Tambak di sisi kanan dan kiri sejauh mata memandang, pemandangan yang mulai familiar bagi kami. Kami tidak tahu kemana kami berjalan, atau dimana kami akan tidur malam nanti. Tapi itu hal yang biasa, kami hampir tidak pernah tidur di tempat yang sama setiap hari. Yang saya harapkan hanya satu, saya tidak harus masuk ke tambak lagi lalu bersusah payah naik ke pematang yang tanahnya akan longsor saat dipegang. Saya tidak mau basah lagi.

Hingga setelah beberapa belokan kemudian jalan lurus yang cukup jauh, lalu belok kiri melewati sebuah warung yang disusul sebuah jembatan, kami berhenti dan disuruh berbaris sesuai kelompok. Ah ini pasti titik bivak berikutnya. Betapa leganya membayangkan istirahat malam ini. Karena itulah kebahagiaan saya; sarapan, makan siang, makan malam lalu tidur malam hari. Kang Purba, orang yang selalu saya rindukan, akhirnya berbicara di depan dan mengatakan malam ini bivak ponco regu. Malam ini kami tidur di pematang lagi. Dan tau apa yang saya lihat berbeda malam itu, ya, malam itu ada bulan purnama besar. Searah dengan jalan pematang menuju titik bivak perempuan.

Seketika perasaan saya campur aduk, mengingat setiap purnama yang saya dan Chandra Purnama selalu rayakan bersama. Berharap bisa mengucapkan Happy Chapurday ke-44 ke mereka, tapi saya jauh di Subang, tanpa sinyal dan telepon genggam.

Purnama itu mengingatkan saya akan hal yang kami lalui 30 Desember 2012 yang lalu. Mengingatkan saya lagi pada orang-orang yang telah berjuang bersama, saling menguatkan dan saling ada untuk satu sama lain. Pada 3 wanita luar biasa yang telah rela melalui segala kesulitan di PDGH bersama saya. Mengingatkan saya lagi untuk tidak minta pulang malam ini, PDW masih panjang. Sesederhana memandang purnama di langit menciptakan lagi berbagai kenangan baik yang pernah dilalui, membuat rindu, dan yang paling penting membuat saya rela bertahan. 

Kegiatan malam biasa seperti masak dan membuat bivak menjadi lebih istimewa untuk saya, karena malam ini bayangan purnama dekat sekali di air disamping pematang. Ah saya rindu mereka.

Terima kasih telah menemani dari jauh, pew.

Malam kemarin sudah purnama ke-46, terasa cepat ya. Semoga kita masih bisa merayakan purnama-purnama lain bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar