Ada wanita yang memilih menikah muda di usia 19 atau ada wanita yang bersusah-payah mengejar karir di usia 24. Ada wanita yang hanya ingin hidup sederhana dan bahagia atau ada wanita yang ingin hidup bahagia di dalam mobil mewahnya. Ada wanita yang memilih untuk mempercantik dirinya hingga tak ada yang tak menatapnya atau ada wanita yang senang dikuncir, mengenakan celana paling nyaman dan berkeringat.
Toh kita semua bisa memilih. Dan kita yang sekarang adalah apa yang kita pilih sebelumnya. Aku memilih untuk berada di Bandung saat ini, menjalani proses untuk jadi seorang sarjana. Aku memilih untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyibukkan hingga tidurku kurang. Dan kini aku memilih untuk melakukan hal lain yang 180* berbeda.
Aku memilih jalan yang mungkin tak mau dipilih orang. Yang sukar. Yang belukar. Yang kata Dirga, jauh dari riuh tepuk tangan. Yang akupun tak tahu akan membawaku kemana.
Jangan bilang aku hanya harus memilih satu jalan dan bukan jalan yang lainnya. Jangan bilang pilihan ini tak sejalan dengan masa depanku. Ini masa depan dan pilihanku. Biarkan aku yang memilih, toh bukan aku, kamu atau siapapun yang tahu apa yang akan ada didepan nanti. Hanya Tuhan yang tahu. Hal yang sama bukan berarti akan berdampak sama bagi semua orang kok.
Tak harus memahami, aku hanya minta kamu menghargai. Kita hidup sendiri. Kamu selalu punya pilihan untuk mau berjalan berdampingan denganku atau memilih pergi di persimpangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar