11 Juni 2013

Stranger

Aku hanya menjalani rutinitas harianku sore ini, pulang sekolah dengan berpeluh, menunggu transjakarta di antrian yang begitu panjang, terdesak-desak oleh orang-orang yang tak sabar naik ke bis, hingga..aku melihat makhluk itu.

Dia biasa saja, hanya seorang manusia dengan perawakan tinggi dan besar, potongan rambut yang sedikit lucu, cambang -janggut memanjang- di wajahnya, rangkaian kacamata yang serasi dengan bentuk mukanya, hoodie warna hijau tua yang terlalu besar, skinny jeans, sepatu kulit berwarna coklat dan backpack bermodel standar dengan warna seperti dark blue jeans. Casual, simple, cool.

Konyol, maksudku aku sering secara tidak sengaja bertemu cowok-cowok ganteng, atau keren seperti itu, ya apalagi setiap hari aku naik kendaraan umum. Tapi cowok ini, saat pertama melihatnya rasanya lain. Biasanya aku hanya melihat cowok keren seperti itu hanya dengan lirikan lalu berfikir dalam hati 'mhh, ni cowok kece juga'. Tapi yang ini? Aku berkali-kali menengok ke arahnya, aku harap dia tidak menyadarinya, seperti mataku selalu menangkapnya, jadi dia yang terlihat kemanapun aku coba melihat.

Ah tuhan, mahluk seperti ini kau letakkan di tempat seperti ini, pada sore seperti ini, apa kau sengaja? Aku tak bisa memalingkan mata dari makhlukmu yang ini, akankah aku berdosa? Tapi makhluk itu seperti keindahan yang tak bisa ku sangkal betapa ia menarik hatiku.

Bahkan saat memasuki bis tersebut lalu ia berjalan ke bagian belakang bus, aku bingung akankah aku mengikuti arah yang sama atau berlawanan. Aku tak mau terjebak di saat-saat yang canggung, hanya untukku, sendiri, dan itu konyol. Aku berjalan ke bagian depan bus.

Dia menyender di tiang itu, aku pikir itu lucu. Kali berikutnya aku menengok, dia seperti sedikit merunduk menutupi mukanya, masih di tiang itu. 'Aku harusnya kesana saja, tak perlulah perduli dengan canggung atau apalah itu', pikirku. Dari depan sini aku tak bisa melihatnya dengan jelas, tapi baiknya untukku, dia takkan menyadari tatapanku dari jarak sejauh ini.

Ada apa dengan orang-orang ini? Haruskah trans jakarta pada jam seperti ini seramai begini? Aku kehilangan pandangan akan dia. Hanya bisa melihat sekelebat warna hoodienya dia sela-sela orang-orang yang berdiri tidak kebagian bangku. Mengapa pula semua orang seperti terlalu tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar