Terbawa ke arah jingga
Menyusuri jalanan dibawah pepohonan
Berjalan perlahan.
Roda berputar, detik berdetak
Tersadar bahwa kosong di dalam sana,
Mencari nama rasa ini.
Sedih kah?
Tapi aku tak punya alasan.
Resah kah?
Resah.. mungkin bukan hal yang tepat.
Ini hanya terasa kosong, dan..
Hampa.
Hampa.
Jingga tergaris lembut,
Ungu samar di balik pegunungan,
Dan biru masih berdiam di sisi lain.
Warna kontras berpadu lembut,
Kosong, tanpa awan..
Kosong.. Hampa..
Ini sepi !
Menaruh mata di langit,
Meninggalkan raga di bumi.
Berpikir tanpa pikiran,
Merasa tanpa hati.
Ada sebuah tempat yang leluasa,
Bebas menjelajahi langit barat hingga timur
Jauh dari kicauan manusia.
Aku diam dan terdiam.
Entah harus merasa bagaimana
Pernahkah berdiri di ambang kebimbangan?
Pernahkah berdiri di tebing keputusan?
Menatap kosong,
Menghabiskan waktu.
Entah, rasa ini begitu mengganggu.
Kau lukiskan pelangi lalu kau hapuskan.
Itukah yang akan terjadi?
Sekelompok burung pulang
Ke tempat yang hangat dan aman..
Pulang..
Aku punya rumah.
Tapi bagaimana untuk hatiku?
Akankah hari ini kau akhiri?
Lalu dimana tempat hangat bagi hatiku?
Ini alasan mengapa bukan sedih,
Kata-kata itu belum terucap.
Keputusan belum diambil.
Tapi perasaanku mengatakan,
Akan banyak yang harus ku hapuskan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar