Jasmine and Her Life
21 Februari 2015
Terus Aing Kudu Kumaha?
Terus aing harus pake pensil alis gituh biar di bilang ngehits? Terus aing harus diet gula, diet karbo, diet sayur, diat buah, diet warna, diet mayonnaise, diet lemon, ngejalanin semua diet biar di bilang cantik? Terus aing harus pake palangsing peninggi badan biar bias kaya artis artis? Terus aing harus ngeblow rambut setiap pagi biar di bilang badai?
Aing harus gimana? Emang yang kaya gimana sih cantik teh? Aing juga ogah kalo di suruh pake gincu kemana-mana.
Terus biar bias dibilang ngehits aing harus sering ngegaul terus dimana-mana ngepath biar pamer? Terus aing ke café biar bisa foto foto dimasukin ke instagram? Terus nanti di instagram teh aing pake hastag #hits2015. Terus nanti aing teh kalo upload foto pake quotes bahasa inggris biar dikira pinter. Terus aing harus punya ask.fm terus ngeask diri sendiri pake anon biar dibilang populer? Terus nanti teh ada yang minta pap di ask.fm aing, aing pap foto aing di j.co bilang "aku lagi di j.co kejebak ujan nih."
Terus nanti buang itu semua celana jeans sama t-shirt yang ada di lemari. Nanti aing teh pake baju yang seksi seksi gitu yang menebar ketek biar aing bisa di bilang seksi, gitu? Jangan lupa harus rajin ke salon juga biar rambutnya #cetarmembahanabadaihalilintar. Terus nanti aing teh belanja bareng sama temen-temen aing di senayan. Terus nanti aing foto lagi, masukin social media lagi, biar ada yang nanya, "kaka cantik banget bajunya beli dimana?"
Emang kalo aing ga pernah update di social media artinya aing ngerem aja di kostan? Emang aing harus bilang ke seluruh dunia kalo aing lagi nonton, lagi nongkrong, lagi makan cantik atau pengen jalan? Emang aing harus foto dulu makanannya biar temen temen aing tau aing sekali makan bisa sampe seratus ribu? Terus aing kalo mau hang out harus juga update #ootd? Emang kalo aing main di sency, gancy, pim, bxc, aing harus update juga?
16 Februari 2015
Hujan Desember
Aku duduk disini sudah cukup lama. Menanti. Menanti kamu yang entah akan datang atau tidak. Menanti dengan sabar, menanti dengan benar. Menanti dalam sunyi. Menanti di bawah hujan Desember.
Sudah pukul empat. Harusnya kamu sudah disini. Harusnya aku sudah dapat memandang wajahmu yang basah karena hujan. Harusnya kamu sudah memelukku disini. Dan kamu harus bias sadari aku masih menantimu di bawah hujan Desember.
Mungkin kamu tak pernah mengira aku masih disini. Masih berharap kamu akan membawa senyuman di bawah langit kelabu. Atau mungkin kamu tidak pernah mengerti bahwa aku selalu mengharapkan setiap kemungkinan yang kamu berikan. Aku tak pernah berhenti menantimu.
Aku kesepian. Mereka bilang aku harus berhenti menantimu, berhenti berharap pada setiap ketidakpastian. Agar aku bisa berhenti menangisi kenyataan dari ketidakpastian yang aku hidupkan. Mereka bilang harus. Aku bilang tak bisa.
Aku sadar aku lelah. Kamu sadar kamu lelah. Aku harap kamu tahu aku lelah. Aku tahu kita ingin pergi dari keadaan seperti ini, dimana kita saling memberatkan hati, saling memberi dan menerima ketidakpastian. Dan kita bisa pergi dari sini, tapi apakah kita bisa pergi dari keadaan seperti ini tanpa harus pergi meninggalkan satu sama lain?
Dan sampai pukul empat aku masih selalu berharap pada setiap ketidakpastian. Aku masih menantimmu di bawah hujan Desember.
7 Februari 2015
Apakah Ia Membuatmu Mengerti?
Saat aku menitipkan cintaku pada pagi, apa dia membawa matahari menjadikan langitmu biru? Menyisipkan embun-embun di antara dedaunan di pohon di depan rumahmu. Menjadikan harimu indah. Dan apa suasana yang dibawanya cukup untuk membuatmu mengerti bagaimana rasaku?
Saat aku menitipkan salamku pada awan, apa dia menjagamu di balik kelembutannya? Melindungimu, mengawasimu dari jauh. Menjauhkan yang kamu tak suka. Ada tanpa berkata dia ada. Dan apa suasana yang dibawanya cukup untuk membuatmu mengerti bagaimana rasaku?
Saat aku menitipkan rinduku pada hujan, apa dia menyampaikan padamu membawa awan mendung? Dengan titik titik air yang menyusul dating padamu. Yang menerpa, yang membasahi. Dan apa suasana yang dibawanya cukup untuk membuatmu mengerti bagaimana rasaku?
Saat aku menitipkan resahku pada senja, apa dia pudarkan warna yang sebeumnya terang? Apa dia buat jingga langitmu? Menyembunyikan cahaya di balik awan yang lalu tak muncul lagi. Menjadi temaram. Dan apa suasana yang dibawanya cukup untuk membuatmu mengerti bagaimana rasaku?
Saat aku menitipkan resahku pada malam, apa dia membawakan cahaya untuk mengisi kekosongan langirmu? Menghantarkan rasa aman untukmu yang sendiri di telan gulita. Memelukmu dalam dingin. Dan apa suasana yang dibawanya cukup untuk membuatmu mengerti bagaimana rasaku?
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Beranda
Langganan:
Postingan (Atom)