gaya belajar visual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu visual-linguistic learner yang menyukai belajar melalui tulis-menulis.
Satu lagi visual-spatial learner yang kadang memiliki masalah untuk belajar melalui tulisan namun lebih memilih dalam menggunakan tabel, grafik, demonstrasi video, dan materi visual lainnya.
Cara belajar ini sangat mengandalkan indra penglihatan. Cara belajar visual kadang lebih mudah memahami dangan melihat atau membaca sendiri . Terkadang kita susah dalam menangkap saat di jelaskan sesuatu , tetapi kita akan paham setelah membaca atau melihat sendiri. cara belajar ini membutuhkan ketenagan agar mudah berkonsentrasi .
Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran dan cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Anak dengan gaya belajar visual cenderung rapi dan terorganisasir saat mencatat, serta teliti dalam menangkap informasi secara mendetail.
Berbeda dengan anak auditori yang lebih senang mendengar daripada mencatat, anak visual hampir selalu membuat catatan dari apa yang dipelajarinya, atau apa yang ingin diingat olehnya.
anak-anak dengan gaya belajar visual kurang menyukai diskusi kelompok di kelas, namun mereka membuat berbagai gambar visual dalam merespons topik-topik yang dibahas dalam diskusi.
Karena itu, observasi dan analisa pelajaran merupakan cara favoritnya untuk belajar. Anak tipe ini terkadang membuat sebuah coret-coretan ketika mendengarkan atau dijelaskan mengenai suatu informasi. Suka highlight tulisan menggunakan spidol, membuat bagan, dan seringkali menggambar.
Ciri-ciri si Visual Learner:
1. Bicara agak cepat
2. Mementingkan penampilan dan kesiapan saat presentasi
3. Lebih mudah mengingat yang dilihat, daripada yang didengar
4. Lebih suka membaca daripada dibacakan
5. Pembaca cepat dan teliti
6. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
7. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
8. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, contohnya dalam membaca soal cerita pada pelajaran matematika. Kadang anak visual harus mengulang membaca beberapa kali
Kekuatan si Visual Learner:
1. Mampu mengingat detail dan warna dengan sangat baik
2. Mampu membaca, mengeja, dan menghafal pelajaran dengan baik.
3. Sangat baik dalam mengingat wajah seseorang, namun seringkali lupa mengingat nama.
4. Umumnya berpenampilan rapi dan baik.
5. Ketika memecahkan masalah cara yang dilakukan oleh anak visual adalah dengan membaca informasi, serta membuat daftar mengenai masalah atau hambatan apa saja yang ia hadapi.
Hambatan si Visual Learner:
1. Sulit belajar dalam suasana yang bising dan banyak gangguan
2. Sulit memahami penjelasan guru bila anak tersebut belum berhasil mendapatkan gambaran dari materi yang diajarkan.
Cara Memaksimalkan Kemampuan si Visual Learner:
1. Untuk membantu anak menghafal, gunakan flashcard atau kartu kecil berisi kata kunci dari masing-masing informasi yang sedang dipelajari.
2. Ajak anak untuk mencari materi-materi alternatif dari berbagai sumber, misalnya dari internet, dan sebagainya agar anak lebih memiliki banyak gambaran tentang materi yang ia pelajari.
3. Sediakan stabilo atau spidol berwarna terang agar anak dapat menandai
bagian-bagian penting dari buku atau catatannya agar lebih mudah dilihat dan dipelajari. Dan ada satu penelitian yang mengatakan anak akan lebih mudah menghafal tulisan yang berwarna.