Aisyah pernah PDW, jadi setidaknya Aisyah tau bisa sekuat apa aisyah secara fisik dan mental. Aisyah tau bahwa Aisyah ga akan mati, dan segala kesulitan akan berakhir. Itu namanya faith. Aisyah bisa mengalahkan diri Aisyah disaat terpaksa, tapi dalam kehidupan sehari-hari, rasanya Aisyah masih gagal. Karena ternyata PDW adalah hal yang paling mudah, yang sulit adalah hidup yang benar-benar hidup, dengan bahagia dan tanpa penyesalan.
Aisyah sedang berusaha lagi menemukan, dan mengejar apa yang Aisyah sudah relakan. Karena ternyata hal yang Aisyah kejar belum tentu juga bisa Aisyah dapatkan. He he. Aisyah mau bilang lagi bahwa, please Aisyah jangan lupa pagi untuk jadi diri sendiri dan kerja untuk diri sendiri, usaha untuk diri sendiri.
Lucu, hidup dengan patah hati padahal bukan abis diputusin.
Aisyah bingung, dan bertanya, salah satu bagian dari mencintai adalah percaya, merelakan hati, memberikan segenap hati dan kepercayaan, berani menjadi rapuh. Aisyah awalnya takut untuk jadi rapuh karena sayang sama orang, ketika Aisyah mulai sayang beneran sama orang, Aisyah bilang Aisyah ga mau jadi rapuh. Lalu Aisyah belajar bahwa ga boleh kaya gitu, Aisyah harus merelakan, rela untuk jadi rapuh dan membuka hati, seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Lalu tanpa Aisyah sadar, Aisyah jadi terlalu terikat dan malah kehilangan diri Aisyah sendiri. Hal yang Aisyah dulu takutkan terjadi, Aisyah ga bisa jadi mandiri dan Aisyah menggantungkan kebahagiannya pada orang lain. Jadi, yang benar itu harus gimana? Mungkinkah bisa mencintai sepenuh hati tanpa kehilangan diri sendiri? Atau pada akhirnya kita semua harus merelakan kehilangan diri sendiri?
Trims
Tidak ada komentar:
Posting Komentar