Bintang
tertutup hujan
Menghilang
tertiup angin
Dibawa
kesedihan
Malam
ini ku terjatuh
Dalam
kesedihan yang tak dapat terlarutkan
Dalam
detik-detik disaat tangis ini berguguran
Bagai
daun jati di musim kemarau
Bukan
salah hujan yang turun
Sehingga
rasa itu menjalari hati
Mungkin
ini karena waktu
Dan
aku yang tak terbiasa dengan mendung
Tercipta
opini yang tertuliskan di depan mata
Mungkin
memang ini belum saatnya
Tapi
salahkah bila ingin aku cicipi perasaan itu
Hanya
dalam tangis kecewa
Sosoknya
berubah menjadi sebuah kesakitan
Tapi
bahagia yang ia tawarkan
Siapa
yang bisa menolaknya
Sepenggal
kata cinta darinya
Meruntuhkan
keraguan
Tapi
kata-katanya bagai sebatang rokok
Aku
butuhkan dalam saat yang tentu
Untuk
menciptakan pelangi menuju langit
Intinya
bukan tangis !
Tapi
dibalik mata itu
Didalam
hati yang diselimuti rasa
Aku
hanya ingin
Untuk
bisa menari di atas serpihan kaca
Tanpa
terluka
Aku
ingin malam tanpa kegelapan
Aku
ingin embun pagi tanpa malam yang dingin
Aku
ingin salju turun di gurun pasir
Mungkin
kenyataan jauh tersangkut di atas langit
Kadang
ingin ku ciptakan rumus bahagiaku sendiri
Kekecewaan
itu seperti
Tertusuk
samurai tepat di tulang sumsum
Dulu
yang ku rasa mengecewakan
Daripada
dikecewakan dia yang benar kita cintai
Bisakah
aku tetap merasa kecewa
Tanpa
membuat dia merasa mengecewakan?
Rasa
ini menyakitkan
Tapi
tak bisa membuat sayang ini hilang
Tak
ingin dia merasakan sakitku dulu
Ingin
memaafkan
Dan
maaf itu memang sudah ku berikan
Masih
adakah lagi maaf yang kamu pinta?
Keuntunganmu
dicintai olehku
Mana
ada maaf yang tak ku berikan padamu
Tapi
seakan ada sesuatu yang kurang
Kekosongan
yang penuh, tapi sakit
Mungkin
hanya waktu
Yang
akan menghapus air mata
Yang
akan membuatku lebih tegar
Bermain,
bereksperimen dengan rasa
Adalah
bagian terbesar dari belajar
Tentang
keikhlasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar