13 Februari 2014

Sejarah, Fakta atau Doktrin?

Saya merasa terganggu dengan sesuatu yang terjadi pada diri saya baru-baru ini. Dan saya yakin ini bukan hanya dialami oleh saya saja, tapi juga banyak orang lainnya.

Jadi, saya sedang ada dalam pekan ulangan awal semester minggu ini. Dan pada beberapa hari yang lalu, saya sedang belajar untuk ulangan sejarah, dan yang saya pelajari adalah mengenai reformasi dan munculnya orde baru. Topik yang sensitif, bukan? Berkenaan dengan banyaknya sejarah yang diyakini orang berlainan, malah kadang 180 derajat berbeda.

Jadi ini masalahnya, saya yakin bahwa tidak 100% apa yang saya pelajari di buku itu merupakan apa adanya yang terjadi. Saya tahu benar, bukan tidak mungkin apa yang ada di dalam buku pelajaran sejarah kelas 2 SMA adalah doktrin. 'Mereka' menulis apa yang mereka ingin kami, anak muda, ketahui. Doktrin, sekali lagi, belum tentu adalah fakta.

Bicara masalah Indonesia's former president kalo udah berhubungan sama orde baru, yap, Bapak Soeharto. Ada orang-orang di indonesia (mayoritas) memandang Soeharto sebagai presiden dan pemimpin yang hebat, dan sebagian lainnya beranggapan ia adalah orang yang sebenarnya 'jahat'. Kebetulan, kedua orang tua saya ada di kubu yang berbeda. Ayah saya cukup mengagumi beliau, dan ibu saya, well, jangan bahas tentang beliau jika tidak ingin melihat ibu saya menjabarkan betapa tidak sukanya ibu saya, dan berbagai macam kejelekan Soeharto.

Yang saya tahu, entah benar atau salah, pada jaman pemerintahannya, Indonesia kondisi ekonominya relatif lebih stabil, murahnya harga sembako, keamanan dalam negeri lebih terjaga, dll. Tapi, kabarnya juga pada jamannya, KKN tumbuh makmur, terjadi juga penjualan aset-aset dalam negeri, meningkatnya hutang negara, dll. Saya juga pernah mendengar bahwa pada jaman ia berkuasa, tidak ada yang namanya kebebasan pers, dan rakyat tidak bisa mengkritik pemerintah seperti yang bisa kita lakukan dengan bebas sekarang. Itukah artinya negara Demokrasi?

Saya tidak bermaksud memihak ke pihak manapun dalam tulisan ini, walaupun sebenarnya saya punya pandangan tersendiri, dan itu jelas bagi saya apakah Bapak Soeharto benar atau salah di mata saya. Tapi, saya berusaha membuat tulisan ini se-objektif mungkin.

Kembali ke ulangan sejarah saya, beserta buku pelajarannya. Saya tidak mengatakan bahwa buku pelajaran sejarah yang saya pelajari semua isinya hanyalah doktrin dan kebohongan, tapi saya juga tidak yakin 100% bahwa semua yang saya baca adalah fakta yang benar adanya. Mengapa saya perduli? Karena saya ingin mempelajari fakta, bukan apa yang orang lain mau saya ketahui. Indonesia adalah negara yang saya cintai, dan saya ingin mengetahui fakta, baik itu baik atau buruk, saya tidak perduli, saya tidak ingin memiliki pola pikir yang adalah hasil doktrin semata.

Dan jika, jika, saya mendengar sesuatu yang berhubungan dengan materi yang ada di ulangan sejarah saya, dan saya percayai sebagai fakta, apakah saya harus menjawab pertanyaan di kertas ulangan dengan apa yang saya baca di buku pelajaran, atau apa yang saya percayai?

29 Januari 2014

Another Stranger

Sepertinya gue pernah nulis tentang stranger yang gue liat di busway waktu itu, yang agak tinggi terus pake hoodie kalo ngga salah. Dan lo harus taum dia emang stranger, gue even ga bicara sama dia, tapi sampe sekarang gue masih inget dia. Padahal waktu itu gue cuma ngeliat dia dari jauh, sekilas, sekali.

Gue emang suka kaya gitu. Tiba2 kaya crush sama seseorang yang entah siapa. Kaya guw tau bahwa dia itu spesial di hidup gue. Entah gimana. Dan saat perasaan itu muncul, gue pengeeeen banget nyapa orang itu karna ya gue tau dia spesial. Kaya cowo yang waktu itu, gue tau dia istimewa.

Dan hari ini gue menemukan 'cowok istimewa' lain. Jadi hari ini gue pulang les naik metromini gitu, biasa kan ada pengamen. Kaya nyanyi lagu akhirnya ku menemukanmu apaa gitu ya pokoknya biasa lah lagu ngamen, dan gue biasa aja. Tapi pengamennya tuh gayanya gak kumel, bajunya biasa aja, t-shirt, jeans sama sneakers gitu. Dan dia punya tattoo bintang2 gitu di dadanya, dan tattoonya iru tattoo warna gitu. Tapi bukan itu yang spesial.

Tiba2 dibelakang gue ada cowok berdiri dan nyanyi juga, dan suaranya itu super duper bagus. Gue jadi fokus sama suaranya dia dan gak merhatiin pengamennya. Sumpah bagus banget suaranya, dan disaat itu gue tau dia ganteng, dan gue crush. Aaaaa keren banget suara cowo itu ditengah2 suara pengamen yg cempreng. Kayaknya dia temen pengamennya deh.

Aaaaaahhh terus dia kaya dusuk gitu di bangku sebelah gue gitu, tapi kaya gue di bagian kanan metronya dan dia di bagian kiri, tapi sederetan. Ya gue pasti curi2 pandang ngeliat dia dong, pasti. Dan dia beneran ganteng!! Bodo amat lah mau dia pengamen atau gimana, tapi ya gayanya biasa aja gak kaya pengamen. Aaahhh gue disitu awkward.

Tapi yaudah segitu aja. Yakali gue malem2 ngajak cowok kenalan di metromini, niat banget. Dan aaaaaaa gue inget suaranyaa... "kini ku menemukanmu diujung waktu ku patah hati", gitu apa lagunya. Aaaa pokoknya suaranya bagua banget. Pokoknya siapapun looooo, aaaaaaa. Keren. 

11 Januari 2014

Karya Tulis Ilmiah: Bahaya Narkoba Bagi Remaja dan Pelajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, sebab penyalahgunaan narkoba  ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya. Narkoba saat ini banyak kita jumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet dan  tepung seperti ekstasy, pil koplo dan shabu-shabu, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop.

Saat ini para orang tua, mulai dari ulama, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah  resah terhadap narkoba ini, sebab  generasi muda masa depan bangsa  telah banyak terlibat di dalamnya.

Akibat leluasannya penjualan narkoba  ini, secara umum mengakibatkan timbulnya gangguan mental organik dan pergaulan bebas yang pada gilirannya merusak masa depan bangsa.



B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diketahui masalah masalah yang muncul, masalh –masalah tersebut dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1.      Kurang pemahaman dan pengetahuan masyarakat dan remaja tentang bahaya Narkoba.
2.      Kurangnya pengawasan orang tua.
3.      Salahnya pergaulan





C.     Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.  Karya Ilmiah ini bertujauan untuk:
1.      Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba bagi dirinya.
2.      Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti tentang jenis- jenis Narkoba.
3.      Orang tua mempunya kesadaran untuk memperhatikan anak meraka.



D.    Metode
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini mengunakan metode lansung dan pencarian referensi dari berbagai sumber.














BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Narkoba
Menurut WHO (1982) Narkoba adalah Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.


B.     Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

 1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang  diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.


            Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
·        Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
·        Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
·        Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.


2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
·        Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
·        Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
·        Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
·        Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.





3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
·        Rokok
·        Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
·        Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

C.     Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
                                 1.         Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.

                                 2.         Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

D.    Gejala-gejala Dini Penyalahgunaan Narkoba
Menurut Ami Siamsidar Budiman, tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1.      Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik).

2.      Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

3.      Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.

E.     Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Penyalahgunaan  narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.

Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.


F.      Bahaya Narkoba Bagi Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.

Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:
·        Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
·        Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
·        Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
·        Sering menguap, mengantuk, dan malas,
·        Tidak memedulikan kesehatan diri,
·        Suka mencuri untuk membeli narkoba.


G.    Akibat Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja dan Pelajar
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati.

H.    Upaya Pencegahan Penggunaan Narkoba
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.

Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.

Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.

Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Dari Pembahasan di atas bisa ditark kesimpulan bahwa
1)      Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2)      Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umu.
3)      Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis
Saran
Dalam masalah yang kita hadapi hendaklah kita selalu mencari penyelesaiannya dengan cara yang baik dan berfikir positif. Masalah Narkoba di kalanagan remaja hanyalah segelintir masalah yang kita hadapi. Mungkin saya dapat memberikan saran dalam penyelesaian masalah tentang Narkoba antaralain:
1.      Orang tua hendaknya selalu memperhatikan kelakuan dan perubahan perilaku anak.
2.      Kasih sayang dari orang tua dan pendidikan agama.
Semoga Karya ilmiah ini dapat di gunakan  sebagai referensi dalam penanggulangan narkoba dalam kalangan remaja. Dan semoga kedepannya bangsa ini dapat menjdi lebih baik lagi dan terbebas dari narkoba. 

11 Oktober 2013

Mountaineering


Mountaineering berasal dari kata mountain yang berarti gunung. Mountaineering adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan dan pendakian di gunung, dari tingkat yang mudah (hill walking) hingga yang membutuhkan keahlian dan peralatan khusus. Mountineering terbagi atas 3 bagian, yaitu:

1.Hill walking / Feel walking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya.
2.Scrambling
scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai alat utama maka,  untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
3.Climbing
Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Selain itu, diperlukan juga penguasaan tekhnik pendakian. Climbing dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a)Rock climbing: Yaitu pendakian pada tebing-tebing batu atau dinding karang. Jenis climbing seperti ini umumnya digunakan untuk gunung-gunung di daerah tropis.
b)Snow and ice climbing: Yaitu pendakian pada medan bersalju. Pada pendakian seperti ini, peralatan-peralatan khusus seperti ice axe, screw, crampton dan lain-lain sangat dibutuhkan.
4.Expidition
Kegiatan pendakian yang membutuhkan berbagai pengetahuan danwaktu yang lama, dan memerlukan pengorganisasian tertentu.

2.2
Rappeling
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing. Dikategorikan sebagai teknik yang sepeuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut:
-Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.
-Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.
-Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan.

Macam-macam dan Variasi Teknik Rappeling:
1.Body Rappel
Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa panas.
2.Brakebar Rappe
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender (figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek diberikan pada descender atau brakebar.

3.Sling Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang digunakan adalah jenis Italian hitch.

4.Arm Rappel / Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam.
Berbagai macam tekhnik rapeling diantaranya:
1.Tekhnik Dulfer
Cara klasik dalam turun tebing. Hanya menggunakan tali luncur (absailing rope), yang diletakkan diantara kaki lau menyilang dada melalui bahu, laju turun dikontrol satu tangan
2.Tekhnik Modified Dulfer
Tekhnik semi klasik menggunakan karabiner. Sama dengan tekhnik dulfer, hanya saja tekhnik ini sudah menggunakan karabiner.
3.Tekhnik Komando
Di Indonesia, tekhnik ini sering digunakan oleh para komando. Caranya dengan melilitkan tali sebanyak 2 kali padacarabiner, dengan melewati antara kaki maka laju badan dikontrol dengan gerakan tali luncur tersebutpada salah satu tangan. Adakalanya tali hanya melalui satu paha, lalu gerakan friksinya diatur oleh tangan yang sejajar dengan paha.
4.Tekhnik brake bar
4 buah carabiner disusun melintang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sistem friksi, lalu tali melewatinya dengan dikontrol satu tangan, tekhnik ini kemudian disempurnakan dengan menggunakan descender khusus yang disebut bar crab. Dalam rapelling, usahakan posisi badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.
Sebelum memulai turun, hendaknya :
-Periksa dahulu anchornya.
-Pastikan bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
-Sebelum sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali sampai ke bawah (ke tanah).
-Usahakan melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila ada batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat melihat lintasan yang ada.
-Pastikan bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.

2.3
Pioneering
Pioneering merupakan Teknik penyeberangan sungai dengan alat . Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada diatas permukaan air.
1.Penyeberangan basah
Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival. Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan sepertiponco atau jerigen dan botol air minum.
2.Penyeberangan kering
Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah menggunakan rakit atau perahu.
Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari.
-Penyeberangan dengan satu rentangan tali
Pada prinsipnya pemasangan dan simpul - simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner.
-Penyeberangan dengan dua rentangan tali
Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali.

2.4
Peralatan Mountaineering

1.Tali Pendakian (Carmantel)
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah teruji. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm. Ada dua macam tali pendakian yaitu :
-Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
-Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
-Semi-dynamic rope, daya regang antara dinamis dan statis dapat digunakan untuk climbing maupun rappelling.
2.Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Bahan pembuatan carabiner adalah baja atau campuran alumunium. Ada 2 jenis carabiner
-Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
-Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3.Descender(figure of eight)
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
4.Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
5.Pulley
Pulley digunakan untuk mengangkat peralatan dari bawah kepuncak tebing, bentuknya seperti katrol kecil dan terbuat dari campuran beton dan alumunium.
6.Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
Jenisnya yaitu:
-seat harness
-full boby (body harness)4) SlinkSlink yaitu tali penggabung carabiner
7.Webbing
Webing biasanya digunakan untuk pengaman badan climber pengganti harness yang umumnya terbuat dari nilon. Kapasitas menahannya sekitar 4000 pon dan kekuatan menahannya tergantung dari simpulnya.
8.Grigri
Alat belay Grigri dianggap termasuk dalam alat kategori advanced meskipun pada kenyataannya penggunaan grigri lebih praktis ketimbang alat belay tubular. Ingat ukuran kernmantel harus 10-11 mm. Kalo kamu beli grigri kamu juga harus beli tube atau figure eight soalnya grigri enggak bisa dipake rappell untuk dua tali kernmantel sekaligus.
9.Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
• Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
• Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
10.Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
• Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
• Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki.
11.Sarung tangan
Sarung tangan yang biasa dipakai oleh saat biley/ rappeling untuk menghindari gesekan langsung ke tali. Lebih baik menggunakan sarung tangan yang bahannya terbuat dari kulit untuk menghindari panas karena gesekan
12.Chock Bag
Digunakan sebagai pengemas chock(magnesium) yang fungsinya untuk tangan dan kaki agar tidak licin ssat memanjat.

2.5
Simpul-simpul
Simpul adalah pengetahuan yang sangat penting  bagi para pendaki. Berikut ini adalah simpul yang wajib di kuasai oleh para pendaki:
1.Figura of eight knot (simpul delapan)
Paling sering dipakai, mudah dibuat serta melepaskannya. Simpul ini digunakan untuk menyambung tali. Simpul delapan bisa berupa simpul delapan tunggal atau ganda.
2.water knot (simpul pita)
sering digunakan ketika kita menyabung webbing, sling, meskipun ketika keadaan basah.
3.Bowline (simpul kambing)
Biasanya digunakan untuk anchor karena sifatnya yang bila terkena beban akan semakin mengikat.
4.Fisherman’s knot (simpul nelayan)
Simpul ini sangat baik untuk menyambung tali baik dalam keadaan basah atau kering dan walau kedua tali itu memiliki ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Fisherman’s knot memiliki 2 jenis, yaitu:
-Single fisherman’s knot
-Double fisherman’s knot
5.Simpul pangkal
Untuk mengikat sebuah tali pada penambat yang berfungsi sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dan sebagainya.
6.Simpul jangkar
Untuk mengikat tali pada penambat yang fungsinya sebagai pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harness. Biasanya simpul ini dibuat setelah simpul pangkal pada penambat.
7.Butterfly knot (simpul kupu-kupu)
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon, bisa juga untuk menghindari putusnya tali yang sudah friksi.
8.Italian knot
Digunakan saat rappelling untuk menambat pengaman, atau bisa juga digunakan sebagai pengganti figura of eight.