And. I. Hate. The. Fact. That. I. Can. Not. Do. Anything. About. It.
Ada saat dimana gue merasa terlalu kekanak-kanakan dan mencoba untuk bersikap dewasa. Mencoba untuk tidak past-oriented. Mencoba berdamai dengan masa lalu yang selau gue musuhi. Masa lalu yang memiliki masa kini yang kini milikku pada masa lalu. Dan bukan hal yang mudah. Tidak pernah mudah untuk membenci sesuatu tanpa alasan yang bisa dimengerti sang pemilik masa lalu, tapi benci-sebenci-bencinya, dan lalu sadar kalau itu salah dan lalu terpaksa dan harus memaafkan.
Ada saat dimana masa lalu itu bisa membuat gue menangis karena terlalu menyiksa untuk sadar bahwa itu pernah dan memang terjadi. Pada masa lalu. Bahkan seperih itu. Bisa saja menangis seharian karena terlalu membenci orang di masa lalu itu. Gue benci akan keberadaannya, sekalipun dalam masa lalu.
Ada saat dimana gue merasa bodoh karena membenci masa lalu yang bukan milik gue, yang gue tidak ada di dalamnya, dan yang bahkan tidak pernah tau gue ada pada masa kini. Membenci hal yang tidak bisa diubah. Berharap lupa bisa menghapus masa lalu itu, tapi lupa tidak mau bekerja sama.
Ada saat dimana akhirnya gue melepaskan, membiarkan. Belajar untuk menerima dan mengikhlaskan. Mengikis benci. Mencoba meletakkannya di tempat yang memang seharusnya, di masa lalu. Meletakkan di tempatnya lalu melanjutkan hidup dengan berdamai dengannya.
Ada saat dimana masa lalu itu tidak mau diletakkan di masa lalu dan malah kembali dan mengganggu masa kini. Mencoba untuk memainkan peran lagi di masa kini. Hama. Menempel. Dan kini bahkan telah berani mengganggu damaiku dengan masa kini.
Ada saat dimana aku marah, tidak bisakah dia kembali pada tempatnya. Kini bahkan masa lalu itu bukan hanya menjadi benciku, tapi malah mencoba masuk ke dalam masa kini yang milikku. Aku yang memiliki masa kini, dan aku tidak pernah suka ada yang mengganggu kedamaianku.
Ada saat dimana aku berharap apa yang menjadi milikku di masa kini tidak pernah memiliki masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar